Breaking

SAMIRI MAMPU MEMBUAT PATUNG ANAK SAPI BISA BERBICARA. BENARKAH SAMIRI ITU ADALAH DAJJAL?

Siapakah sebenarnya Samiri yang sering kita dengar. Bagaimana profile Samiri sesungguhnya. Makhluk apakah Samiri sesungguhnya. Jin kah atau manusia? Mengapa Samiri diceritakan mempunyai banyak kekuatan magis. Apakah benar bawah Samiri itu adalah Dajjal yang dikisahkan akan datang nanti menjelang hari kiamat. Seperti yang banyak orang bicarakan saat ni.

Seperti biasa kita akan tarik arah bahasan Samari ini ke sumber yang paling valid dalam keilmuan Islam. Yaitu kembali merujuk kepada AlQuran dan Hadits-hadits nabi untuk mengetahui duduk permasalahan ini. Agar bisa diketahui dengan pasti apakah dua sumber ilmu tersebut itu membahas soal Samiri. Harapannya agar tidak mengambangan sebatas pendapat atau sekedar katanya dan katanya.

Samiri, Siapakah Samiri, Patung anak sapi, Nabi Musa, Kisah Samiri, Samiri adalah Dajjal, Samiri Pulau Sokotra, Samiri Bani Israil, Samiri dalam Quran
Samiri Pembuat Patung Anak Sapi

Baiklah bagaimana Alquran mengkisahkan cerita tentang Samiri?

Di dalam al-Quran surah Thaahaa ada menyatakan kisah Nabi Musa dan kaumnya yang disesatkan oleh seorang lelaki misteri bernama Samiri semasa Nabi Musa pergi bermunajat kepada Allah swt di Bukit Sinai. Samiri digambarkan dalam al-Quran sebagai lelaki yang bertanggung jawab mengukir patung sapi emas untuk menjadi bahan sembahan kaum Bani Israil.  Patung sapi betina yang diukir oleh Samiri memiliki kuasa ajaib sehingga mampu mengeluarkan kata-kata dan suara. Akibat tertarik dengan patung tersebut, hampir seluruh kaum bani Israil lupa terhadap pesanan Nabi Musa untuk kekal menyembah Allah yang Esa.

Kesesatan kaum Bani Israil bagaimanapun tidak mampu ditangani oleh adik kandung Nabi Musa yaitu Nabi Harun. Diriwayatkan, sebelum Nabi Musa pergi ke Bukit Sinai untuk bermunajat kepada Allah swt, Nabi Harun telah diamanahkan oleh Nabi Musa untuk membimbing kaumnya. Namun keras kepalanya kaum yang paling banyak diceritakan dalam al-Quran ini tidak mampu dinasihati oleh Nabi Allah Harun. Bahkan, Harun AS dihardik dan dicerca oleh kaumnya sendiri. Bergitulah hebatnya tipu daya Samiri yang mampu memporak-porandakan keimanan kaum Bani Israil. Maka, siapakah Samiri ini?

Ayat al-Quran yang menyatakan Samiri

Dalam surah Thaahaa, ada dialog dengan nada agak keras antara Nabi Musa a.s terhadap lelaki kufur bernama Samiri. Digambarkan, Samiri adalah lelaki yang cukup berani dan pandai berkata-kata sehingga dialog antara mereka berdua tidak menampakkan kekakuan Samiri. Samiri melontarkan kata-katanya dengan cukup yakin dan obsesi terhadap ilmu sihirnya.

Dalam ayat ke sembilan puluh lima Berkata Musa : “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?”  Samiri menjawab: “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku.” Berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). Surah Thaahaa ayat 95-97

Dalam ayat 95, Nabi Musa telah bertanya kepada Samiri dengan nada yang keras dan bersifat mengancam. Kemudian, pada ayat 96, ahli tafsir muktabar seperti Ibnu Kathir(1301-1373) dan Ath-Tabari (838–923) berpendapat bahawa Samiri telah membuka rahasia ilmu sihirnya. Pada ayat ‘Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, Ibnu Kathir dalam tafsir ulungnya telah memberi penjelasan bahwa Samiri telah melihat malaikat jibril datang dengan kuda tunggangannya, Haizum untuk membinasakan Firaun sedangkan kaum Bani Israil tidak melihatnya.

Besar kemungkinan ia terjadi semasa Nabi Musa dan Bani Israil melarikan diri secara besar-besaran daripada bumi Mesir. Akibat kekalutan tersebut, kaum Bani Israil yang beribu-ribu orang tidak menyadari kehadiran Jibrail yang menyerupai manusia.

Terbentuknya Patung Sapi Betina Dari Jejak Kuda Malaikat Jibril.

Pada ayat “aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya”, Ibnu Kathir memberi penjelasan yang antara lain menerangkan bahwa jejak rasul tersebut adalah jejak kuda tunggangan Malaikat Jibrail. Ia diterima secara umum oleh ahli-ahli tafsir lain selepas Ibnu Kathir.

Apa dimaksudkan dengan segengam dari jejak rasul  itu adalah Samiri telah mengambil segenggam tanah yang dipijak oleh kuda Maiaikat Jibrail. Menurut ulama tafsir terkemuka Mujahid, segenggam tanah berarti sepenuh telapak tangan. Samiri kemudian menggunakan ilmu sihirnya untuk membentuk sapi emas yang mampu mengeluarkan suara.

Samiri dilaknat oleh Allah.

Dalam ayat 97, ada ayat yang berbunyi, “Janganlah menyentuh (aku)”. Menurut Ibnu Kathir, Samiri telah diusir dari khalayak ramai ditambah lagi, hukuman di akhirat pasti lebih dashyat dengan siksaan api neraka buat selama-lamanya.

Menurut Muhammad Ibnu Ishaq (704 M-767 M) penyusun kitab Sirat ar-Rasulullah, meriwayatkan kisah dari Ibnu Abbas, mengatakan bahwa, “ Samiri adalah seorang penduduk Bajarma dan dia berasal dari kaum yang menyembah berhala. Dalam dirinya telah tertanam kecintaan kepada penyembahan terhadap patung dan berhala sapi. Samiri menampakkan dirinya adalah pengikut Musa di hadapan Bani Israil namun hatinya bergelojak dengan kepercayaan nenek-moyangnya. Menurut Muhammad Ibnu Ishaq, Samiri adalah nama panggilan bagi seorang individu kufur bernama Musa bin Zhufar.”

Sementara itu Imam Qatadah ibnu al-Nu’man, salah seorang sahabat besar Rasulullah saw dari golongan Ansar telah berkata, “Samiri berasal daripada negeri Samir (Sumaria).

Dalam Al-Qur'an ataupun riwayat-riwayat, Samiri dikisahkan merupakan tokoh yang menyesatkan Bani Israel. Bani Israel diperintahkan oleh Samiri untuk membawa perhiasan emas milik orang-orang Mesir, lalu Samiri menganjurkan agar perhiasan itu dilemparkan ke dalam api yang telah dinyalakannya dalam suatu lubang untuk dijadikan patung berbentuk anak lembu. Kemudian mereka melemparkannya dan diikuti pula oleh Samiri. Akhirnya Samiri berhasil membuat berhala anak sapi betina terbuat dari emas.

Setelah berhala itu jadi, dikatakannya sebagai Tuhan Bani Israel dan Tuhan Musa. Kejadian tersebut sewaktu Musa menerima wahyu Taurat di bukit Sinai. Samiri meletakkan bekas jejak kuda malaikat Jibril yang memimpin Musa dan Bani Israel melewati Laut Merah, sehingga bisa mengeluarkan suara jika tertiup angin.

Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan).....(QS. Al-A’raaf: 148)

Samiri memiliki ilmu sihir, sebuah ilmu yang ia dipelajari sewaktu berada di Mesir. Belum hilang pula kepercayaannya terhadap kekuatan dewa yang ia yakini, yaitu agama paganisme, Samiri harus mempercayai ke-Esaan Tuhan Musa. Sekte pagan yang memengaruhi Samiri adalah ajaran yang terdapat di Mesir Kuno. Sebuah bukti penting yang mendukung kesimpulan ini adalah bahwa anak sapi emas yang disembah bani Israil saat Musa berada di Gunung Sinai, sebenarnya adalah tiruan dari berhala Mesir, yaitu Hathor dan Aphis.

Sebelum Musa pergi ke bukit Sinai, beliau berjanji kepada kaumnya tidak akan meninggalkan mereka lebih 30 hari. Tetapi Nabi Musa tertunda 10 hari, karena terpaksa mencukupkan 40 hari puasa. Bani Israel kecewa dengan kelewatan Musa kembali kepada mereka. Ketiadaan Musa membuatkan mereka seolah-olah dalam kegelapan dan ada antara mereka berfikir keterlaluan dengan menyangka beliau tidak akan kembali lagi. Dalam keadaan tidak menentu itu, seorang ahli sihir dari kalangan mereka bernama Samiri mengambil kesempatan menyebarkan perbuatan syirik. Dia juga mengatakan Musa tersesat dalam mencari tuhan dan tidak akan kembali. Ketika itu juga, Samiri membuat anak sapi dari emas. Dia memasukkan segumpal tanah, bekas dilalui tapak kaki kuda Jibril ketika mengetuai Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah. Patung itu dijadikan Samiri bersuara.(Menurut cerita, ketika Musa dengan kudanya mau menyeberangi Laut Merah bersama kaumnya, Jibril ada di depan terlebih dulu dengan menaiki kuda betina, kemudian diikuti kuda jantan yang dinaiki Musa dan pengikutnya. Kemudian Samiri menyeru kepada orang ramai: “Wahai kawan-kawanku, rupanya Musa sudah tidak ada lagi dan tidak ada gunanya kita menyembah Tuhan Musa itu. Sekarang, mari kita sembah anak sapi yang diperbuatkan daripada emas ini. Ia dapat bersuara dan inilah tuhan kita yang patut disembah.”

Selepas itu, Musa kembali dan melihat kaumnya menyembah patung anak sapi. Ia marah dengan tindakan Samiri.

Firman Allah: “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: wahai kaumku, bukankah Tuhanmu menjanjikan kepada kamu suatu janji yang baik? Apakah sudah lama masa berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki supaya kemurkaan Tuhanmu menimpamu, kerana itu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku.”

Musa bertanya kepada Samiri, seperti diceritakan dalam al-Quran : “Berkata Musa; apakah yang mendorongmu berbuat demikian Samiri? Samiri menjawab: Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam tanah (bekas tapak Jibril) lalu aku masukkan dalam patung anak sapi itu. Demikianlah aku menuruti dorongan nafsuku.”

Musa berkata: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)". Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). (Surat Thaha 20:97).

Seperti itulah Alquran menceritakan kisah Samiri sebagai seorang pendosa dan penyebab sesatnya bani Israil yang telah diselamatkan Musa dari kebengisan Firaun.

Lalu Apakah Samiri itu Dajjal?

Ada baiknya kita cari tahu profile tentang Dajjal. Bagaimana dan seperti apa Dajjal diceritakan. Sayangnya tidak satu pun ayat dalam Alquran menceritakan tentang Dajjal. Tidak seperti kisah Samiri yang diceritakan langsung kepastian kisahnya oleh Alloh. Yang tidak mungkin salah karena bersumber dari Alquran. Namun di dalam al-Quran tidak ada bukti yang menjelaskan bahwa  Samiri adalah Dajjal.

Tapi kita bisa mencari tahu kisah tentang Dajjal dari hadits-hadits nabi yang tersebar dalam kitab-kitab hadits. Ada beberapa hadits yang menyinggung tentang dajjal. Kita harus membaca dan menelaahnya. Agar bisa kita ketahui apakah Samiri dan dajjal itu sosok yang sama? Ataukan berbeda. Baiklah berikut beberapa hadits yang mengulas perkara Dajjal.

Nabi bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946).

Selain ini rosulullah  juga mengingatkan para umatnya untuk berdoa kepada Allah untuk meminta perlindungan dari Dajal. Doanya berbunyi, “Ya, Allah aku berlindung kepadamu dari azab Jahannam, dan azab kubur, dari fitnah hidup dan setelah mati dan dari kejelekan fitnah Masih ad-Dajjal" (HR. Muslim, no.588).

Ada beberapa hadist yang berkaitan dengan dajjal ini, namun tak ada kata  Samiri dalam hadist tersebut. Silahkan baca dibawah ini.

Samiri, Siapakah Samiri, Patung anak sapi, Nabi Musa, Kisah Samiri, Samiri adalah Dajjal, Samiri Pulau Sokotra, Samiri Bani Israil, Samiri dalam Quran
Apakah Dajjal itu Samiri

Hadits Kemunculannya Dajjal al-masih.

1. Makhluk bernama Al-Jasassah Muncul dalam Hadits Dajjal.

Kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah. ’ Kamipun bertanya lagi: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah setan.

Asy-Sya’bi rahimahullahu mengatakan kepada Fathimah bintu Qais radhiyallahu ‘anha: “Beri aku sebuah hadits yang kamu dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tidak kamu sandarkan kepada seorang pun selain beliau. ”Fathimah mengatakan: “Jika engkau memang menghendakinya akan aku lakukan. ”Ya, berikan aku hadits itu,” jawab Asy-Sya’bi.

Fathimah pun berkisah: “…Aku mendengar seruan orang yang berseru, penyeru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyeru ‘Ash-shalatu Jami’ah’. Aku pun keluar menuju masjid lantas shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan aku berada pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari shalatnya maka beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan: ‘Hendaknya setiap orang tetap di tempat shalatnya. ’ Kemudian kembali berkata: ‘Apakah kalian tahu mengapa aku kumpulkan kalian?’ Para sahabat menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. ’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: ‘Sesungguhnya –demi Allah-, aku tidak kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan kalian. Namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari. Dahulu ia seorang Nasrani lalu datang kemudian berbai’at dan masuk Islam serta mengabariku sebuah kisah, sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal.

Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari Kabilah Lakhm dan Judzam. Lalu mereka dipermainkan oleh ombak hingga berada di tengah lautan selama satu bulan. Sampai mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut saat tenggelamnya matahari. Mereka pun duduk (menaiki) perahu-perahu kecil. Setelah itu mereka memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku. Mereka tidak tahu mana qubul dan mana dubur-nya, karena demikian lebat bulunya. Mereka pun berkata: ‘Apakah kamu ini?’ Ia (binatang yang bisa berbicara itu) menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah. ’ Mereka mengatakan: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia (justru mengatakan) : ‘Wahai kaum, pergilah kalian kepada laki-laki yang ada rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. ’Tamim mengatakan : ‘Ketika dia menyebutkan untuk kami orang laki-laki, kami khawatir kalau binatang itu ternyata setan’ .

Tamim mengatakan: ‘Maka kami pun bergerak menuju kepadanya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu. Ternyata di dalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat dan paling kuat ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan lehernya, antara dua lututnya dan dua mata kakinya terikat dengan besi. Kami katakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Kalian telah mampu mengetahui tentang aku. Maka beritakan kepadaku siapa kalian ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami ini orang-orang dari Arab. Kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah. ’ Kamipun bertanya lagi : ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah setan'.

Lalu orang itu mengatakan: ‘Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon korma di Baisan’.

Kami mengatakan : ‘Tentang apanya engkau meminta beritanya?’

Aku bertanya kepada kalian tentang pohon kormanya, apakah masih berbuah? katanya.

Kami menjawab : ‘Ya.

Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya hampir-hampir ia tidak akan mengeluarkan buahnya. Kabarkan kepadaku tentang danau Thabariyyah.

Kami jawab :Tentang apa engkau meminta beritanya? Apakah masih ada airnya?’ jawabnya.

Mereka menjawab : ‘Danau itu banyak airnya. Ia mengatakan : Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang. Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughar.

Mereka mengatakan :Tentang apanya kamu minta berita?  Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduknya masih bertani dengan airnya? jawabnya.

Kami katakan : Ya, mata air itu deras airnya dan penduduknya bertani dengannya. Ia mengatakan: Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa yang dia lakukan?

Mereka menjawab : Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah).
Ia mengatakan : Apakah orang-orang Arab memeranginya?

Kami menjawab : Ya. 

Ia mengatakan lagi: ‘Apa yang dia lakukan terhadap orang-orang Arab?’ Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang Arab di sekitarnya dan mereka taat kepadanya.

Ia mengatakan : Itu sudah terjadi?

Kami katakan : Ya. 

Ia mengatakan : ‘Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya. Dan aku akan beritakan kepada kalian tentang aku, sesungguhnya aku adalah Al-Masih. Dan hampir-hampir aku diberi ijin untuk keluar sehingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak ku tinggalkan satu negeri pun kecuali aku akan turun padanya dalam waktu 40 malam kecuali Makkah dan Thaibah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan masuk pada salah satunya, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangannya, menghalangiku darinya. Dan sesungguhnya pada setiap celahnya (dua kota itu) ada para malaikat yang menjaganya. ’

Fathimah mengatakan : Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dengan menusukkan tongkatnya di mimbar sambil mengatakan: Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah-Thaibah, yakni Al-Madinah. Apakah aku telah beritahukan kepada kalian tentang hal itu?

Orang-orang menjawab : Ya.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku, di mana sesuai dengan apa yang kuceritakan kepada kalian tentangnya (Dajjal), serta tentang Makkah dan Madinah. Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman- tidak, bahkan dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur.

Fathimah mengatakan : Ini saya hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. ” (HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Qishshatul Jassasah).

Kemudian para nabi sebelum Nabi Muhammad telah pula menjelaskan tentang Dajal kepada umatnya, hanya tidak sedetail penjelasan Muhammad, seperti Dajal adalah seorang yang pecak (buta) disalah satu matanya.

-  Shohih Bukhori diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW pernah memberikan khutbah di hadapan para sahabatnya, lalu beliau menyebutkan Dajjal. Beliau bersabda: “Aku benar-benar akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi melainkan ia pernah memperingatkan kaumnya tentang masalah tersebut. Tetapi aku akan mengatakan kepada kalian suatu ucapan yang belum pernah dikatakan oleh seorang nabi pun sebelumku. Dia itu (Dajjal) picak (bermata sebelah) sedangkan Allah tidaklah pecak” (Shahih Jami’ Shogir 3495/ Al-Bani).

-  Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal, dan Nabi Nuh telah memperingatkan hal itu kepada umatnya, juga para nabi yang datang sesudahnya..." (HR. Ahmad. Syaikh Al-Albani berkata: isnad hadits ini shahih sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Syaikhani. Kisah Dajjal hal. 69 Pustaka Imam Syafi'i).

Dari hadits di atas jelaslah penyebutan kata Dajjal telah ada sebelum Islam Lahir. Karena kisahnya telah diceritakan sebelum nubuwat Nabi Muhammad.

2. Dajjal sama sekali tidak disebut dalam Al Quran. Ini point yang teramat penting. Menjadi celah tentang pengkajian lebih mendalam lagi tentang hadits-hadits yang berkenaan dengan Dajjal di atas.

Karena pembahasan dajjal hanya terdapat dalam hadits yang menguraikan sifat-sifatnya, tanda akan kedatangannya dan lain-lain. Kemudian ada pula hadits yang menjelaskan sebelum kedatangan Dajjal asli, akan datang Dajal-Dajal kecil sejumlah tiga puluh orang, yang kesemuanya mengaku sebagai utusan Allah, memiliki "mukjizat", dan sebagainya.

- “Tidak akan tegak hari kiamat sampai keluar tiga puluh Dajal pendusta, semuanya berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari, no.7121, Abu Dawud, no.4334, dan Tirmidzi, no.2218).

3. Keluarnya Dajal merupakan tanda kiamat besar akan segara tiba.

Yang dimulai pada saat kaum muslimin sedang memiliki kekuatan besar dan keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut. Sebelum Dajal keluar, manusia diuji dahulu dengan kemarau dan kelaparan, serta tidak turunnya hujan dan musnahnya pepohonan selama tiga tahun berturut-turut, hewan ternak pun menjadi mati.

- “Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculan Ad-Dajjal, di tahun pertama, langit menahan sepertiga air hujannya, bumi menahan sepertiga hasil tumbuhannya, dan di tahun kedua, langit menahan dua pertiga air hujannya, dan bumi juga menahan dua pertiga hasil tanamannya, dan di tahun ketiga langit menahan seluruh yang ada padanya dan begitu pula bumi, sehingga binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku.” (“Kisah Dajjal”, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlm. 92). Dan keterangan point ketiga ini bukanl;ah hadits hanya pendapat ulama saja tentang perkara Dajjal. Sayangnya tidak disebutkan oleh beliau sumber hadits rujukan tentang perkara Dajjal yang diceritakan tersebut.

4. Menurut penjelasan ulama lainnya yang merujuk pada beberapa hadits nabi menyatakan bahwa Dajjal akan muncul dari arah timur dari negeri Persia, disebut Khurasan.(An Nihayah fil Fitan wal Malahim, 1: 128). Ibnu Katsir berkata bahwa munculnya Dajal adalah dari Ashbahan (Isfahan) dari daerah yang disebut Yahudiyah.

- Dalam hadits An Nawas bin Sam’an yang marfu’ (sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) disebutkan

“Dajjal itu keluar di antara Syam dan Irak. Dia lantas merusak kanan dan kiri. Wahai para hamba Allah, tetap teguhlah.” (HR. Muslim no. 2937).

5. Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah, disebutkan juga bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah pasukan Khawarij.

“Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai) membaca Al-Qur`an tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Setiap kali keluar sekelompok mereka, maka akan tertumpas sehingga muncul Dajjal di tengah-tengah mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 174, lihat Ash-Shahihah no. 2455).

Hadits Tentang Kemampuan Dajjal al-masih

Diantara kemampuan-kemampuan dajjal beberapa hadist menjelaskannya sebagai berikut :

1. Dajal diterangkan dalam hadits memiliki kelebihan-kelebihan seperti halnya mukjizat para nabi, kelebihan ini disebut dengan istidraj, yaitu sesuatu kemampuan atau kenikmatan yang diberikan oleh Allah tetapi digunakan untuk kemaksiatan. Dajal sanggup menghidupkan orang mati yang ia bunuh.

- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

“Keluarlah pada hari itu seorang yang terbaik atau di antara orang terbaik. Dia berkata: ‘Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang telah disampaikan kepada kami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh dia dan aku hidupkan kembali apakah kalian masih ragu kepadaku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Maka Dajjal membunuhnya dan menghidupkannya kembali….” (HR. Muslim no. 2938).

- Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya kembali. (HR. Muslim, 2938/113).

2. Dapat menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang mati, memunculkan kesuburan, membawa sungai, surga dan neraka, memerintahkan langit untuk hujan maka turunlah hujan. Memerintahkan bumi untuk menumbuhkan maka tumbuhlah tanaman-tanaman. Dia dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada waktu bersamaan dan dia mempunyai keahlian untuk menipu manusia.

- Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

Dia datang kepada satu kaum mendakwahi mereka. Merekapun beriman kepadanya, menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan langit untuk hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka turunlah hujan dan tumbuhlah tanaman….” (HR. Muslim no. 2937).

3. Dajal bersama dengan para setan dari golongan jin kafir (Qarin) yang wajahnya sama persis dengan orang-orang yang telah lama meninggal seperti orang tua, saudara, atau kerabat, kemudian jin-jin itu akan menampakkan diri mereka kepada orang yang masih hidup. Kemudian para setan tersebut akan mengatakan bahwa Dajal adalah Tuhan.

- Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Di antara fitnah Dajjal adalah, ia akan berkata pada orang Arab, “Bagaimana menurutmu jika aku membangkitkan ayah dan ibumu, lalu engkau bersaksi bahwa aku adalah Rabbmu, apakah engkau mau?” “Iya, mau”, jawab orang Arab tersebut. Lalu dua setan menyerupai bentuk ayah dan ibunya lantas keduanya berkata, “Wahai anakku, ikutilah dia (yaitu Dajjal), karena dia adalah Rabbmu”. (HR. Ibnu Majah no. 4077. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani sebagaimana dalam Shahih Al Jami’ no. 7875).

- "Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang telah meninggal, apakah itu ayah ataukah saudara" (Kanzul-'Ummal; jilid VII, halaman 2065).

-  "Setan-setan yang rupanya mirip dengan orang yang telah meninggal akan menyertai Dajjal, dan mereka akan berkata kepada orang yang masih hidup: Kenalkah engkau padaku? Aku adalah saudaramu; aku adalah ayahmu; atau aku adalah salah seorang kerabatmu" (idem, hal. 2078).

- "Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang akan bercakap-cakap dengan manusia." (idem, halaman 2104).

4. Dengan kemampuan yang dimilikinya itu maka ia akan menyatakan dirinya adalah Tuhan dan akan menipu manusia dalam berpikir. Ia mengatakan bahwa ia telah bangun dari kematian. Salah satu orang penting akan ia bunuh dan kemudian ia akan menghidupkannya. Sesudah itu Allah akan menghidupkan apa yang ia bunuh tersebut, setelah itu ia tidak memiliki kekuatan ini lagi.

- Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Telah disebutkan, awal mula ia keluar menyeru kepada Islam, mengaku sebagai muslim. Kemudian mengaku sebagai nabi, setelah itu mengaku sebagai ilah.” (Asy-Syarhul Mumti’ 3/268, lihat Qishshatu Dajjal wa Nuzul ‘Isa karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu).

6. Ia datang membawa beberapa unsur alam seperti air dan api, (penjelasan lain ia membawa surga dan neraka) sungai, dan gunung roti. Kemudian ia sanggup mengeluarkan harta yang terpendam dari reruntuhan, sehingga harta tersebut mengikuti Dajal seperti sekelompok lebah.

- Dari ‘Uqbah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal:  “Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan api. Apa yang dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang dilihat manusia api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar. Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no. 2935).

-  “Di antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada surga dan neraka. Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan nerakanya, hendaklah ia berlindung kepada Allah dan hendaklah ia membaca ayat-ayat di awal surah Al Kahfi. (HR Ibnu Majah – Shahih).

- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : …Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya, sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka dan nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal).

- Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : …Dia mendatangi reruntuhan dan berkata: ‘Keluarkanlah perbendaharaanmu.’ Maka keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal seperti sekelompok lebah.” (HR. Muslim no. 2937).

7. Menurut hadits riwayat Imam Ahmad, ia dikatakan memiliki keledai yang bisa terbang, lebar kedua telinga keledai itu 40 hasta. Keledai putih itu memiliki kekuatan satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya. Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan menyeberangi lautan. Kecepatannya seperti awan ditiup oleh angin dan bumi berputar terasa lebih cepat ketika ia berada diangkasa.

- Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: walahu himar yarkabuhu ‘ardhu bayna udzunayhi arba’unadziroo”a. Ia memiliki keledai yang ditungganginya, lebar antara dua telinganya 40 hasta. (HR Ahmad dalam l Musnad, dan Hakim dalam al-Mustadrok).

Hadits di atas bisa saja sebuah kiasan atau perumpamaan. Bisa saja keledai itu dimaknai sebuah kendaraan yang mudah dikendarai. Dengan telinga yang panjang adalah sayap dari sebuah pesawat jet.

-  "Bumi akan digulung untuknya; ia menggenggam awan di tangan kanannya, dan mendahului matahari di tempat terbenamnya; lautan hanya sedalam mata kakinya; di depannya adalah gunung yang penuh asap." (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2998).

Dajjal telah menjadi kosa kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan.

- Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata: “Ya. Dajjal adalah manusia dari bani Adam. Sebagian para ulama menyatakan Dajjal adalah setan. Sebagian lagi menyatakan bapaknya manusia, ibunya dari bangsa jin. Tapi semua pendapat ini tidaklah benar. Karena dia butuh makan, minum, dan lainnya. Oleh karena itu, Nabi ‘Isa ‘alaihissalam membunuhnya dengan cara membunuh manusia biasa.” (Asy-Syarhul Mumti’ 3/275).

- Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “(Yang benar) Dajjal adalah manusia. Fitnahnya lebih besar dari (sekedar) fitnah Eropa sebagaimana banyak diterangkan dalam banyak hadits.” (Ash-Shahihah, 3/191).

- Sifat Dajjal bahwa dia tidak memiliki keturunan, dijelaskan dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu tentang kisahnya bersama Ibnu Shayyad, dia berkata kepada Abu Sa’id, “Bukankah engkau pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya dia (Dajjal) tidak bisa memiliki keturunan?’ Dia (Abu Sa’id) berkata, ‘Benar,’ jawabku.” (Shahiih Muslim, kitab al-Fitan, bab Dzikri Ibni Shayyad (XVIII/50, Syarh an-Nawawi).

Keluarga Dajjal, ayah, ibu, kakek dan nenek moyangnya adalah penyembah berhala. Mereka keturunan Yahudza, yang telah menikah selama 30 tahun tetapi belum dikaruniai seorang anak. Dajal dikisahkan tidak memiliki keturunan atau mandul. Ia dilahirkan di negeri Samirah, sebuah negeri kecil di Palestina, yang kemudian hari menjadi kota besar pada masa Nabi Daud dan setelahnya. Namun ini hanya sebuah cerita yang belum ditemukan rujukan sumber keterangannya dengan pasti.

Kesimpulannya

Dari kumuplan hadits-hadits panjang yang kita baca tadi tentang dajjal. Kita bisa mengetahui bahwa tidak satu pun hadits yang megaitkan Dajjal dengan sosok Samiri di jaman Nabi Musa. Begitu pula saat membahas Samiri dalam Alquran tidak sedikit pun sosok dajjal disinggung. Dari dua kasus ini sebetulnya kita bisa menarik kesimpulan. Jika Samiri merupakan sosok yang berbeda dengan Dajjal yang dikisahkan akan datang diakhir zaman. Dan sepertinya tidak ada kaitannya Samiri yang sakit mandraguna pada zaman Musa dengan sosok Dajjal yang diceritakan akan datang menjelan kiamat tiba. Karena jika pun ada kaitannya kaitannya kedua sosok ini. Tentu rasanya hadits-hadits tentang Dajjal di atas akan menyinggung sosok Samiri.

Keterangan menyinggung nama dari Samiri. Yaitu disebutkan nama aslinya Musa bin Zhufar. Pendapat kuat disebut Samiri karena merujuk kepada tempat daia berasal yaitu Samir atau Sumeria. Wilayah ini sekarang berada di kawasan Mesopotamia bentangan negara Iran sampai Syiria. Lalu mengembara sampai ke negri mesir. Sampai samiri bertemu Musa Alayhi Salam. Kemudian Samiri yang sesat itu  diusir oleh Nabi Musa. Sesaat setelah menyebrangi laut merah.

Lalu kemanakah kemduain Samiri Pergi? Benarkah Samiri dengan kesaktiannya pergi ke sebuah pulau bernama Pulau Sokotra? Adakah hubungannya Samiri dengan pulau Sokotra? Pulau yang dikenal sebagai pulau kediaman Dajjal. Pulau yang dihuni oleh ribuan tanaman dan hewan aneh?

Dan Apakah Jaasasah dalam hadits di atas juga penghuni pulau Sokotra?

Sepertinya menarik juga kita cari tahu lagi! Perlukah diulas Kembali?

No comments:

Post a Comment

Hikmah dalam kata akan terkenang sepanjang massa. Sertakan Komentar Anda. (Perkataan yang Tidak Sopan Tidak Akan Ditampilkan)