Seiring dengan semakin dekatnya Ramadhan semua
umat Islam begitu antusias menyambut bulan tersebut dengan suka cita. Semua mempersiapkan
diri untuk mengisinya dengan ibadah. Bahkan terkadang seperti over semangat. Sehingga
sebelum tiba di Ramadhan saja ada yang sudah betul melakukan ibadah ritual ini
itu. Seperti shaum sebanyak-banyak di bulan Sya’ban, sholat nisfu Sya’ban atau
sholat tasbih, dan tentunya masih banyak lagi.
Shaum Sya'ban |
Tapi mari kita coba kaji satu per satu
ibadah-ibadah yang mendahului sebelum datangnya Ramadhan, seperti yang sudah
saya sebutkan di atas. Kita akan mencoba meninjau dari segi dalil-dalilnya. Apakah
betul ibdah tersebut dilakukan Rasululloh semasa hidupnya atau bagaimana? Sebab
dalam ibadah memiliki dua syarat yaitu ikhlas dan showab (mengikuti tuntunan
sunnah rasul). Maka dari itu penting kita mengkajinya. Sehingga kita tidak
termasuk golongan yang Rasul katakan dalam haditsnya, yang diriwayatkan melalui imam muslim :
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا
فَهُوَ رَدٌّ .
“Siapa saja yang beramal suatu amalan yang
tidak ada contoh perintah Kami, maka tertolak”
Atau dalam riwayat lain dari Imam Al-Bukhari
mengatakan :
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللّهِ عَائِشَةَ
قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ رضي الله عنها: مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هذَا
مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Dari Ummul Mu'minin Ummu Abdillah Aisyah
radiyallahu 'anha, ia mengatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, 'Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini yang
bukan berasal darinya, maka amalan tersebut tertolak'."
Kedua hadit itu bisa
dichek dalam kitab Ash-Shihihain al-Bukhari, no. 2697; dan Muslim, no. 1718.
Maka dengan
keterangan tersebut menjadi alasan kuat bagi kita untuk terus meninjau segala
amal ibadahyang hendak kita lakukan. Termasuk dalam ibadah memperanyak shaum di
bulan Sya’ban yang disebutkan memiliki
banyak keutamaan. Bagaimana kedudukannya? Kita akan mengetahui setelah kita
mengkaji dalil-dalilnya.
Pertama dikatakan Shaum di bulan Sya’ban merupakan
Shaum yang paling utama setelah Shaum Ramadhan.
Benarkah? Berikut keterangannya :
Benarkah? Berikut keterangannya :
وسئل النبي صلى الله
عليه وسلم أي الصوم أفضل بعد رمضان قال : "شعبان لتعظيم رمضان"
قال في أي الصدقة أفضل ؟ قال : " صدقة في رمضان
Nabi SAW ditanya tentang puasa yang paling utama setelah puasa
Ramadhan, maka beliau SAW menjawab, "(Puasa) Sya'ban karena untuk
mengagungkan (puasa) Ramadhan." Beliau SAW juga ditanya tentang sedekah
yang paling utama, maka beliau SAW menjawab, "Sedekah di bulan
Ramadhan."
Bagaimana kedudukan hadits
tersebut? Dinyatakan lemah oleh syaikh Al-Albani dalam Dha'if At-Targhib wat
Tarhib no. 618. Dan dalam riwayat lain dijelaskan :
وفي
رواية : عن أنس مرفوعاً : "أفضل الصيام بعد رمضان شعبان
Dalam riwayat lain dari Anas secara marfu' dengan laafal:
"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa
Sya'ban."
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Shahih
Bukhari juz 4 hlm. 152-154 mengatakan: "Sanadnya dha'if."
Berikut Hadits lain tentang keutamaan Shaum di bulan Sya’ban :
عن أنس : "أفضل الصوم بعد رمضان شعبان لتعظيم رمضان و
أفضل الصدقة صدقة في رمضان.
"Dari Anas berkata: "Puasa yang paling utama setelah puasa
Ramadhan adalah puasa Sya'ban untuk memuliakan Ramadhan dan sedekah yang paling
utama adalah sedekah di bulan Ramadhan."
Imam Al-Munawi berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
dan ia menganggapnya hadits gharib, dan juga diriwayatkan oleh Al-Baihaqi.
Keduanya meriwayatkan dari jalur Shadaqah bin Musa dari Tsabit dari Anas. Imam
Adz-Dzahabi dalam kitab Al-Muhadzab mengatakan: Para ulama menyatakan Shadaqah
(bin Musa) adalah perawi yang lemah." Syaikh Al-Albani juga melemahkannya
dalam Dha'if Jamii' Shaghir no. 1023.
Jadi dari keterangan di atas menjadi kesimpulan bagi kita, bahwa
yang mengatakan bahwa Shaum yang paling utama setelah Ramadhan adalah Shaum Sya’ban
merupakan pendapat lemah. Karena sudah kita ketahui bahwa hadits tersebut dhaif
(lemah) pada sanadnya). Maka amalan tersebut tidak bisa dilaksanakan.
Ternyata keterangan terbut juga dhaif atau lemah keadaannya. Maka sama
tida dipakai juga.
Yang kedua dikatakan bahwa Ibadah di bulan Sya’ban akan dilipatgandakan.
Benarkah? Mari kita tinjau dalil berikut :
عن
أنس : "إنما سمي شعبان لأنه يتشعب فيه خير كثير للصائم فيه حتى يدخل
الجنة"
Diriwayatkan dari Anas berkata:"Bulan ini disebut Sya'ban
karena di dalamnya kebaikan bercabang demikian banyak bagi orang yang berpuasa
sunnah segingga ia masuk surga."
Ini adalah hadits palsu. Diriwayatkan oleh Al-‘Iraqi dalam Tarikh
Qazwin dengan lafal di atas dan Abu Syaikh bin Hibban dengan lafal:
"Tahukah kalian kenapa bulan ini disebut Sya'ban?..." Syaikh
Al-Albani menyatakan hadits ini palsu dalam Dha'if Jami' Shaghir no. 2061.
Keterangan tentang pelipatgandaan amalibadah dibulan Sya’ban
ternyata bukan hadits dari rasululloh. Karena ternyata hadits tersebut palsu. Atau
hanya sebuah hadits karangan yang tidak dipertanggungjawabkan.
Yang ketiga dikatakan yang melakukan Shaum dibulan Sya’ban akan
langsung dimasukan surga seperti hadits di atas tadi juga sama dhoifnya :
وعن زيد
العمي عن يزيد الرقاشي عن يروي بن مالك قال قال النبي صلى الله عليه
وسلم : "خيرة الله من الشهور شهر رجب وهو شهر الله من عظم شهر رجب فقد
عظم أمر الله ومن عظم أمر الله أدخله جنات النعيم وأوجب له ، وشعبان شهري فمن عظم
شعبان فقد عظم أمري ومن عظم أمري كنت له فرطا وذخرا يوم القيامة ، وشهر رمضان شهر
أمتي فمن عظم شهر رمضان وعظم حرمته ولم ينتهكه وصام نهاره وقام ليله وحفظ جوارحه
خرج من رمضان وليس عليه ذنب يطلبه الله به" . منكر –
Dari Zaid al 'ama dari Yazid Ar-Raqasyi dari Yarwi bin Malik
berkata: Nabi SAW bersabda: "Bulan Allah yang paling baik adalah bulan
Rajab karena ia adalah bulan Allah. Barangsiapa mengagungkan bulan Rajab
berarti ia telah mengagungkan perkara Allah.Dan barangsiapa mengagungkan
perkara Allah maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang penuh
kenikmatan dan hal itu pasti baginya. Sya'ban adalah bulanku, maka barangsiapa
mengagungkan bulanku berarti telah mengagungkan perkaraku. Dan barangsiapa
mengagungkan perkaraku maka aku menjadi pendahulu dan simpanan pahala baginya
pada hari kiamat. Adapun bulan Ramadhan adalah bulan umatku. Barangsiapa
mengagungkan bulan Ramadhan, memuliakan kehormatannya tanpa melanggarnya,
berpuasa di siang harinya, shalat (tahajud dan witir) pada malam harinya dan
menjaga anggota badannya (dari perbuatan dosa) maka ia keluar dari bulan
Ramadhan tanpa memiliki sedikit pun dosa yang akan dimintai pertanggung jawaban
oleh Allah."
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman juz 3 hlm. 374
no. 3813. Imam Ahmad bin Hambal berkata: Sanad hadits ini sangat mungkar (lemah
sekali).
Dan ternyata hadits tersebut juga munkar alias sangat-sangat tidak
bisa dipakai untuk landasan ibadah.
Lalu sering dikatakan bahwa
Shaum di bulan Sy’aban akan menghapus segala dosa-dosa kita. Karena itu sebagai
bonus bagi yang shaum di bulan Sya’ban, karena Sya’ban adalah bulannya
Rasululloh. Mari kita bersama-sama tinjau juga hadits-hadits yang menyatakan hal
tersebut :
عن عائشة، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم
:"شعبان شهري و رمضان شهر الله وشعبان المطهر ورمضان المكفر" . موضوع -
Dari Aisyah dari Rasulullah SAW bersabda, "Sya'ban adalah
bulanku dan Ramadhan adalah bulan Allah. Sya'ban adalah (bulan) yang mensucikan
dan Ramadhan adalah bulan yang menghapuskan (dosa-dosa)."
Ini adalah hadits palsu. Imam Al-‘Ajluni berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh Ad-Dailami dari Aisyah secara marfu'. Ibnu Al-Ghars berkata: Guru kami berkata hadits ini dha'if. (Kasyful Khufa' wa Muzilul Ilbas, juz 2 hlm. 13 no. 1551).
Imam Al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir Syarh Jami' Shaghir Di
dalam sanadnya ada Hasan bin Yahya Al-Khusyani. Imam Adz-Dzahabi berkata:Imam
Ad-Daruquthni mengatakan ia perawi yang matruk (ditinggalkan haditsnya, yaitu
tertuduh memalsukan hadits). Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani melemahkannya
dalam Dha'if Jami' Shaghir no. 3402.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh
Dimasyqa dan Ad-Dailami dari Aisyah secara marfu' dengan lafal: "Bulan
Ramadhan adalah bulan Allah dan bulan Sya'ban adalah bulanku. Sya'ban adalah
(bulan) yang mensucikan dan Ramadhan adalah (bulan) yang menghapuskan
(dosa-dosa)." Sanadnya sangat lemah sebagaimana dijelaskan oleh syaikh
Al-Albani dalam Dha'if Jai' Shaghir no. 34119.
Maka begitulah tinjaun dalil-dalil tentang segala pendapat yang
menyatakan bahwa banyak keutamaan shaum di bulan Sya’ban. Yang mana semua dalil
dan keterangan tersbut berderajat dhaif dan maudhu’ (hadits palsu). Artinya
amalan tersebut bukanlah amalan yang pernah dicontohka dan dipeitahkan Rasul. Maka
perbuatan itu jika kita lakukan akan sia-sia bahkan menjadi berdosa. Karena telah
mengada-ngada ibadah baru.
Demikianlah tulisan tentang tinjauan keutamaan Shaum Sya’ban.
InsyaAllah akan saya bahas juga tentang Sholat Tasbih dan Nisfu Sya’ban. Tetap rajin
mampir di blog saya Catatan Sang Zundi ini. ( anggap saja promosi heheh).
Alhamdulillah awfu minkum.
Wassalamu’alaykum
Mas, kalau ada tips menjadi orang yang bersyukur dan bersahaja kasih tahu aku thanks
ReplyDeleteFB = Kaisar.edo.13@gmail.com
Untuk bersyukur Rasul mengatakan lihatlah kpd org yg berada di bawah km. dan janganlah kamu melihat yang di atas kamu. karena yang demikian itu akan membuat kamu lupa nikmat allah kepada kamu. HR Muslim..
ReplyDeleteitu untuk urusan dunia agar kita slalu merasa cukup dgn apa yg tlh Allah taqdirkan untuk kita.
Subhuhanallah... Walhamdulillah....Allahu Akbar
ReplyDeletesemoga referensi ini bisa berguna dan bermanfaat bagi kami dlm memperbaiki kualitas keimanan kita kepada Allah Swt... Amin
halah pakai referensi si ahli hadast albani maning...epic fail..next
ReplyDelete