Bahwa ada
hal-hal yang tetap sama, dan ada hal-hal yang tak terelakkan untuk berubah.
Ada hal-hal yang harus diucapkan, ada yang cukup disimpan dalam hati saja.
Ada hal-hal yang harus diucapkan, ada yang cukup disimpan dalam hati saja.
Kita pun
jadi belajar utk mengartikan makna romantisme itu sendiri sangatlah luas.
Romantis
tidak hanya soal bunga, candle light, dinner (baik di resto ternama atau yang
insidentil karena mati listrik), sekotak cokelat mahal atau kartu ucapan “I
Love You” yang sengaja ia tinggalkan di meja sebelum berangkat kerja.
ilustrasi Banyak Cinta bersemi | sumber google |
Romantisme
tidak cuma soal itu, ternyata.
For some
people..
Romantis
adalah ketika seorang istri berletih-letih belajar memasak di awal pernikahan
mereka, demi menciptakan menu yang disukai suaminya. Meskipun ia sendiri tidak
menyukainya.
Romantis
adalah ketika seorang suami telaten merawat istri dan anak-anaknya yang sedang
sakit. Mengambil alih semua tugas rumah tangga yang sanggup ia kerjakan.
Romantis
adalah ketika seorang suami dengan sigap mengganti popok si kecil yang
terbangun tengah malam, saat sang istri terlelap karena kelelahan.
Romantis
adalah saat sepasang suami istri bahu membahu merapikan rumah dan memandikan
anak-anak ketika mereka sedang digegas waktu untuk pergi ke majelis ilmu
disuatu pagi.
Romantis
adalah saat seorang suami membangunkan istrinya untuk shalat malam dengan
lembut, dan memerciki wajahnya dengan air ketika matanya masih ingin terpejam.
Romantis
adalah kerelaan seorang suami untuk menahan emosi ketika mendapati istrinya
tengah marah, berlapang dada untuk memaafkan dan memberi udzur ketika sang
istri bersalah..
Romantis
adalah ketika seorang suami berkata pada istri tercintanya, “Mencari nafkah itu
tanggung jawabku, tugasmu adalah mengurus rumah dan mendidik anak-anak kita..”
Romantis
adalah ketika seorang suami meminta sang istri untuk menutup aurat secara
sempurna, sebagai bentuk penjagaan atas hartanya yang paling berharga.
Romantis
adalah ketika seorang suami atau istri menolak permintaan pasangannya yang
tidak sesuai syari’at dengan cara yang penuh hikmah. Karena CINTA TIDAK BERARTI
SELALU MENURUTI KEINGINAN ORANG YANG DICINTAINYA,Terlebih jika keinginannya
bertabrakan dengan rambu-rambu syar’i. Itulah cinta
karena Allah yang sejati dan abadi.
Romantis
adalah ketika seorang suami menundukkan pandangannya ketika tak sengaja
berpapasan dengan lawan jenisnya saat jalan dengan sang istri, dan mengeratkan
genggaman tangan mereka lebih erat lagi..
Romantis
adalah saat seorang suami bersedia untuk mendengarkan cerita istrinya yang
panjang lebar, nggak beraturan dan nggak penting itu sampai tak sengaja
ketiduran.
Romantis
adalah kesabaran seorang suami ketika sang istri menyambutnya di pintu dalam keadaan
kacau balau, belum sempat mandi apalagi berhias, rumah berantakan tak berbentuk
dan tak ada makanan tersaji di meja. “Nggak apa, malam ini kita makan di luar
yuk..”
Romantis
adalah KESEDIAAN SESEORANG UNTUK MENERIMA DIRI PASANGANNYA SEUTUHNYA, lengkap
dengan segala kekurangan, kelebihan dan masa lalunya, tanpa banyak mengatur dan
meminta.
Romantis
adalah saat memandang wajah seseorang yang kita cintai dalam lelapnyasetelah
seharian penat bekerja. Dan sejenak menyadari, telah menghabiskan tahun-tahun penuh
bahagia bersamanya, seseorang yang Allah pilihkan untuk menemani pahit manis perjalanan ini..
Romantis
adalah ketika sepasang suami istri SALING MENGINGATKAN DAN MENGUATKAN DALAM
"KESABARAN" & "KEBENARAN". Karena mereka tidak hanya
menginginkan kebersamaan di dunia saja, melainkan hingga ke Jannah-Nya.
Romantis
adalah ketika engkau melihat kedalam matanya di sela-sela obrolan santai
kalian, dan menemukan masih ada cinta di sana. Cinta yang sama seperti saat
pertama kali bertemu dulu.
Dan yang,
romantis adalah saat seorang suami memasangkan helm ke kepala istri tercintanya
ketika mereka hendak bepergian dengan motor.
Ternyata
banyak hal-hal romantis yang dilakukan pasangan, yang terkadang luput dari
perhatian kita.
Betapa sering pasangan berbuat baik kepada kita, tapi tak pernah puas kita untuk terus menuntut lagi dan lagi. Bahkan meminta sesuatu di luar kadar kesanggupan pasangan kita.
Betapa sering pasangan berbuat baik kepada kita, tapi tak pernah puas kita untuk terus menuntut lagi dan lagi. Bahkan meminta sesuatu di luar kadar kesanggupan pasangan kita.
Astaghfirullah..
Adakah kita seperti itu terhadap istri atau suami kita selama ini?
Terlebih-lebih
kita, PARA ISTRI YANG TABIATNYA ADALAH SERING MENGKUFURI KEBAIKAN SUAMI. “Dan
aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama
sekali, aku melihat KEBANYAKAN PENDUDUKNYA ADALAH KAUM WANITA. Shahabat pun
bertanya, ‘Mengapa (demikian) wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam?’ Beliau
shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, Karena kekufuran mereka. Kemudian ditanya
lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘MEREKA KUFUR
TERHADAP SUAMI MEREKA, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau
berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang
kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia
akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ (HR.
Bukhari no. 105)
Seperti yang
dituturkan dalam syair indah berikut ini.
“Kulihat
kaum laki-laki memukul istri mereka, Namun tanganku lumpuh untuk memukul
Zainab,Zainab adalah matahari, sedang wanita lain adalah bintang-bintang. Jika
Zainab muncul, tak akan nampak lagi bintang-bintang.” (Siyar A’lamin Nubala
4/106)
Banyak sisi
baik dari pasangan yang membuat teduh hati ketika kita memandangnya, atau
mungkin saat sekadar mengingatnya
Jujurlah
pada diri sendiri..
Pasangan
kita saat ini, betapa ia begitu berjasa mendampingi kita sejak bertahun-tahun
lamanya. Dialah tempat kita mencurahkan rasa. Dialah seseorang yang paling mengenal dan
mengerti, siapa dan bagaimana kita sesungguhnya, dan memilih untuk tetap
tinggal dan terus mencintai kita, setelah semua yang terjadi.
Cinta yang
dulu mekar di awal-awal pernikahan, bisa pudar seiring berlalunya waktu. Ia
bisa berubah menjadi layu sebelum akhirnya mati dan musnah.
Maka
rawatlah cinta itu agar selalu berkembang dan terawat. Siramilah perasaan itu
dengan hal-hal yang romantis dan penuh makna, namun sederhana.
Sederhanakanlah..
Seperti
membukakan pintu mobil untuk istri tercinta bagi yang punya mobil, atau
memasangkan helm ke kepalanya ketika hendak bepergian dengan motor.
Atau
merapikan anak rambut yang ‘mengintip’ dari balik jilbabnya dengan tatapan
penuh kasih sayang.
Ungkapan
cinta yang terlihat remeh, kecil dan sepele, tapi penuh makna. Setidaknya bagi
dirinya, seseorang yang kita cinta.
Wallohu alam
bisshowab
Oleh : Ustadz Syafiq bin Riza
Basalamah
Suka tulisannya
ReplyDelete