Bissmillah....
Jika kita mengingat suatu percakapan Imam Ghazali dengan muridnya. Sang guru bertanya begitu banyak
pertanyaan pada muridnya. Salah satunya, apa yang paling besar di dunia ini?
Sang murid menjawab banyak hal. Langit, bumi, planet, jagad raya. Namun semua
jawaban itu salah. Begitu jawab sang guru. Imam Ghazali pun memberikan jawaban
kepada muridnya. Yang paling besar di dunia ini adalah NAFSU.
Ya, betul hawa nafsu kita yang
begitu besar. Selalu bergejolak mendorong jiwa dan raga kita untuk selalu
berbuat dosa dan maksiat setiap saat. Lagi-lagi, mari kita lihat realitanya.
Dosa dan maksiat begitu diobral dan mudah kita jumpai?
Apakah kamu tidak tidak melihat orang-orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan (mereka) dan Alloh membiarkannya
sesat dalam sepengetahuan-Nya.. (QS Yusuf : 23)
Itu sudah menjadi janji Alloh yang nyata kita
saksikan. Kebanyakan dari manusia menjadikan hawa nafunya sebagai Tuhannya.
Inilah yang dimaksudkan oleh Imam Al Ghazali bahwa yang paling besar di dunia
ini adalah hawa nafsu. Sampai-sampai kebanyakan manusia tidak kuasa lagi
menahannya dan menjadikannya sebagai Tuhan mereka. Yang akhirnya mereka pun
taat dan sangat patuh atas dorongan perintah hawa nafsunya. Yang menjadikan
dirinya seorang yang begitu gemar dan akrab dengan dosa-dosa.
.....انّ النّفس لامّارة بالسّؤ الّا ما رحم
ربّى ....
… Sesungguhnya
nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan (dosa) kecuali nafsu yang diberi
rahkmat oleh Alloh. (QS Yusuf : 23)
Karena begitulah hakikatnya
sebuah nafsu. Akan selalu mendorong dan mengajak manusia kepada dosa dan kemaksiatan. Dan hanya sedikit saja nafsu yang
dirahmati. Seperti nafsu yang dimiliki oleh Nabi Yusuf As. Yang akhirnya dengan nafsu itu mengantarkan manusia
kepada kebaikan dan kejayaan dunia akhirat. Seperti akhir kisah nabi Yusuf As yang menjadi penguasa mesir, dan sudah tentu berjaya di akhirat dengan mendapatkan surganya.
Mengapa Nabi Yusuf selamat dari nafsunya yang
begitu besar? Tak lain karena Nabi Yusuf begitu besar iman dan takutnya kepada
Alloh. Hingga nafsu yang besar, seketika berubah menjadi kecil dan mampu ia taklukan. Begitulah kwalitas para nabi dan Rasul dengan keimanannya yang tidak perlu
diragukan lagi.
Lalu bagaimana dengan kita? Yang lemah imannya.
Yang faqir ilmunya. Yang hidup diakhir zaman, yang terpajang segala jenis
maksiat di hadapan kita. Mampukah kita menaklukan nafsu itu? Mampukah kita
membuat nafsu yang begitu besar itu menjadi sangat kecil. Dan tak lagi berdaya
membujuk kita dari segala perbuatan dosa.
Mungkin kita bisa melakukan itu semua. Dengan melakukan apa yang pernah
dinasihatkan oleh seorang yang teramat keshalehannya. Dialah Ibrahim bin
Adham. Dalam sebuah riwayat Ibrahim bin Adham pernah ditanya oleh seorang pemuda
yang begiu gemar dengan perbuatan dosa. Segala macam dosa ia pernah cicipi.
Setiap kali pemuda itu hendak bertaubat, namun setiap kali itu pula ia
melakukan kembali dosa-dosa yang yang sudah dia lakukan.
Ibrahim bin Adham pun menasihatkan lima perkara
kepada pemuda itu AGAR TIDAK ADA NAFSU LAGI UNTUK BERBUAT DOSA.
Nasihat Pertama
أما الأولى : فإذا أردت أن تعصي الله عز وجل، فلا
تأكل رزقه
Yang pertama : Jika kamu mempunyai keingin
berbuat dosa (lakukanlah), namun jangan engkau pernah makan lagi rizki-Nya.
فقال الرجل: فمن أين آكل؟، وكل ما في الأرض من
رزقه ؟
Kemudian pemuda itu pun menjawab. Wahai Ibrahim
bin Adham, lalu dari mana lagi Aku harus makan? Bukankah semua yang ada di bumi
ini milik Alloh?
فقال إبراهيم : يا هذا أفيحسن أن تأكل رزق الله
وتعصيه
Maka Ibrahim bin Adham berkata : Kalau begitu,
apakah bagus (tidak merasa malu) Engkau memakan rizki-Nya Alloh, dan Engkau masih bermaksiat kepada-Nya!
Nasihat Kedua
قال " إبراهيم": يا هذا
إذا أردت أن تعصيه فلا تسكن شيئاً من بلاده!!
Ibrahim bin Adham berkata : Kalau begitu, jika
kamu hendak berbuat maksiat kepada-Nya. Maka janganlan tinggal di bumi Alloh!
فقال الرجل: هذه أعظم من الأولى ، يا أبا
إسحاق: إذا كان المشرق والمغرب وما بينهما له تعالى، فأين أسكن؟
Kemudian pemuda itu pun kembali menjawab. Wahai
Ibrahim bin Adham ini lebih berat lagi dari yang pertama. Jika Timur dan Barat
dan apa yang ada di antara keduanya adalah milik Alloh. Lalu dimana lagi Aku
haru tinggal wahai Ibrahim bin Adham?
قال: يا هذا أفيحسن أن تأكل رزقه وتسكن بلاده ثم
تعصبه
Ibrahim bin Adham menjawab : Kalau begitu,
apaka bagus (tidak merasa malu) Engkau memakan rizki-Nya dan tinggal (hidup) di
bumi-Nya, kemudian Engkau bermaksiat kepada-Nya?
Nasihat Ketiga
قال" إبراهيم" : إذا أردت أن تعصيه وأنت
تأكل رزقه وتسكن بلاده، فانظر موضعاً لا يراك فيه مبارزاً له فاعصه فيه !
Ibrahim bin Adham berkata : Apabila Engkau
ingin berbuat maksiat kepada-Nya, dan Engkau masih memakan rizki dari-Nya dan
Engkau pun masih tinggal di bumi-Nya. Maka carilah olehmu tempat yang Alloh
tidak akan dapat melihatmu dengan jelas, maka lakukanlah maksiat di sana!
قال: يا إبراهيم!! كيف هذا وهو مطلع على ما في
السرائر والضمائر ؟
Pemuda
itu pun berkata : “Wahai Ibrahim bin Adham! Bagaimana Engkau ini Dia Alloh akan
selalu melihat dan mengawasi kepada apa yang disembunyikan dan yang ditampakan.
قال إبراهيم : يا هذا أفيحسن أن تأكل من رزقه وتسكن
في بلاده وتعصيه وهو يراك ويرى ما تجاهره به ؟
Ibrahim
bin Adham pun menjawab : Kalau begitu, apakah bagus (tidak malu) Engkau makan
dari rizki-Nya dan Engkau tinggal di bumi-Nya. Dan Engkau masih saja berbuat
maksiat kepada-Nya, padahal dia melihatmu dengan jelas?
Nasihat Keempat
قال " إبراهيم " : إذا
جاءك ملك الموت ليقبض روحك ، فقل له: أخرني حتى أتوب توبة نصوحاً وأعمل لله عملاً
صالحاً
Berkata
Ibrahim bin Adham : Apabila datang kepadamu malaikat maut untuk mencabut
nyawamu. Maka katakanlah kepadanya : Akhirkan dan tunda dulu (mencabut nyawaku)
sehingga aku taubatan nashuha terlebih dahulu, dan mengerjakan amalan-amalan
sholeh dahulu.
فقال الرجل: لا يقبل مني ولا يؤخرني
Pemuda
itu pun langsung menjawab : Tidak akan dikabulkan permintaanku itu. Dan tidak
akan bisa ditunda (kematianku).
فقال إبراهيم :يا هذا !! فأنت إذا لم تقدر أن تدفع
عنك الموت لتتوب ، وتعلم أنه إذا جاء لم يكن له تأخير، فكيف ترجو وجه الخلاص
Maka
Ibrahim bin Adham berkata : Engkau ini! Maka apabila Engkau tidak bisa mengatur
malaikat maut yang datang padamu agar Engkau bisa bertaubat dahulu. Dan Engkau pun
tahu apabila dia telah datang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Maka bagaimana
Engkau akan menyelesaikanya (segela dosa dan maksiat)
Nasihat
Kelima
قال " إبراهيم" : إذا جاءتك الزبانية يوم
القيامة ليأخذوك إلى النار، فلا تذهب معهم!
Ibrahim
bin Adham berkata (lagi) : apabila datang
kepadamu Zabaniyah (penjaga neraka) di hari kiamat dan hendak memasukanmu ke
dalam neraka. Maka janganlah engkau pergi (ikut) dengannya.
قال الرجل: إنهم لا يدعونني ولا يقبلون مني!
Pemuda
itu pun menjawab : Waduuh! Zabaniyah tidak akan menurutiku dan tidak akan
mengambulkan apa yang aku inginkan!
فقال إبراهيم: فكيف ترجو النجاة إذن؟
Ibrahim
bin Adham pun menjawab : Lalu bagaimana bisa menyelesaikan (segala maksiat dan
dosa-dosa) jika kamu mengatakan permintaanmu kepada Zabaniyah (dan dia
menolaknya)?
فقال الرجل: يا إبراهيم " حسبي حسبي !!
Pemuda
itu pun akhirnya berkata : Cukup bagiku… cukup bagiku… (semua nasihatmu) wahai
Ibrahim bin adham! Aku akan memohon ampun kepada Alloh dan Aku akan bertaubat
kepadanya!
أنا أستغفر الله وأتوب إليه!! ثم
لزمه وشاركة في العبادة والاجتهاد في الطاعات، حتى فرق بينهما الموت
Kemudian
sejak saat itu pula dia melazimkan dan senantiasa beribadah dengan penuh
kesungguhan dalam ketaatan kepada Alloh. Sampai dikabarkan ia meninggal.
Begitulah lima perkara yang dinasihatkan oleh Ibrahim bin Adham untuk kita semua agar kita semua tidak berani dan tidak lagi keinginan berbuat dosa dan maksiat kepada Alloh.
Semoga kita senanti Alloh selamatkan dari segala bentuk dosa dan maksiat yang saat ini semakin merajarela.
Alluhu muts'an.. walhamdulillah
No comments:
Post a Comment
Hikmah dalam kata akan terkenang sepanjang massa. Sertakan Komentar Anda. (Perkataan yang Tidak Sopan Tidak Akan Ditampilkan)