Breaking

Benarkah Isa As Akan Turun Lagi?

Salah satu tanda hari kiamat ialah akan datangnya (turun) nabi Isa as. Begitulah sebagian orang berpendapat. Pendapat ini berdasarkan dari dalil-dalil hadits yang terdapat di berbagai kitab shohih. Namun tidak semua mengamini pendapat tersebut. Kebenaran tentang pendapat ini masih diperdebatkan, karena ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa nabi Isa as tidak akan pernah turun lagi ke bumi untuk selama-lamanya. Mereka pun bukan hanya asal bicara. Pendapat ini juga berdasarkan dalil-dalil yang bersumberkan dari kitabullah dan hadits.



Ilustrasi | Isa As


Maka timbul satu pertentangan dahsyat. Saling adu argument dan mengadu dalil. Terjadilah silang pendapat yang sangat kontradiksi, lalu siapa yang dibingungkan oleh keadaan seperti ini? Siapa lagi kalau bukan umat yang awam yang semakin bingung dengan para ulamanya. Ya, lagi-lagi umat yang menjadi korban.


Mereka bingung dan bimbang. Pendapat mana yang benar dan sesuai dengan ketetapan?

Hal itu pulalah yang membuat saya merasa terpanggil untuk ikut terjun lansung dalam pembahasan ini. Baiklah, tanpa perlu berpanjang lebar lagi, kita langsung mulai saja meninjau kedua pendapat yang saling bertentang ini.

Mari kita persiapkan diri kita semua untuk mengkaji permalasalahan ini. Karena Sangta dibutuhkan akal yang sehat lagi cerdas untuk mengkaji hal ini, serta dibutuhkan pula hati yang ikhlas dan bijaksana dalam membahas perbedaan pendapat ini agar lebih objektif dan menemukan kebenaran. Untuk itu marilah kita singkirkan egoisme pendapat, kecondongan kita pada suatu golongan dan arogansi yang memihak.

Baiklah kita mulai menelaah dengan meminta petunjuk pada Alloh, kembalikan semua jawaban dari segala urusan yang kita selisihkan kepada Alloh dan Rosullnya, sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Quran :

“ kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(QS. An-Nisa : 59).

Inilah sesungguhnya disiplin ilmu bagi kita umat Islam dalam mengambil rujukan. Dahulukanlah merujuk pada Al-Quran lalu pada hadits-hadits yang shohih. Jangan sampai kita membalikannya lebih mendahulukan hadits dari pada keterangan Al-Quran.

Baiklah kita mulai pembahasannya.

Perbedaan pendapat dalam masalah ini berkisar pada benarkah bahwa nabi Isa akan turun lagi atau tidak. Tapi setelah itu akan timbul banyak pertentangan baru yang mengundang tanya. Seperti, Isa As masih hidup atau sudah wafat? Di mana sekarang? Dan masih banyak lagi tentunya.

Pendapat pertama yang menyatakan bahwa nabi Isa akan turun lagi ke bumi saat menjelang tibanya hari kiamat.

Yang berpendapat atas ahal itu berdasarkan pada sebuah hadits :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu a’laihi wa sallam bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh pasti akan turun pada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil lalu dia menghancurkan salib, membunuh babi dan membebaskan pajak serta harta begitu melimpah sehingga tak ada seorangpun yang mau menerimanya”.
Lalu dikuatkan oleh keterngan dalam Al-Quran :

“(ingatlah), Ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".(QS. Ali Imran : 55).

Maka terpenuhilah kedua syarat dalam berdalil, yaitu berdasarkan pada Al-Quran dan hadits. Tapi justru di sinilah letak perdebatan hebatnya. Kedua keterangan di atas justru dipertanyakan oleh mereka yang menyatakan bahwa Isa As tidak akan turun lagi.

Pertama kita tinjau haditsnya. Setelah diteliti dan dikaji ternyata ada beberapa permaasalah yang serius dalam hadits-hadits yang menyatakan bahwa nabi Isa As akan turun kembali. Beberapa ulama hadits menyatakan bahwa hadits tersebut merupakan Hadits Ahad (yang diriwayatkan hanya dari satu jalan saja), kemudian dikatakan juga bahwa hadits tersebut Muthorib (guncang dalam matannya). Dan setelah ditelusuri ternyata hadits-hadits tentang turunnya nabi Isa As salam hanya bermuara kepada Ka’aab Al-Ahbar dan Wahb Al-Munabbih. Tapi di samping itu banyak juga ulama yang menyatakan hadits-hadits turunnya nabi Isa As sampai pada derajat mutawatir (diriwayatkan dari banyak jalan).

Lalu apa masalahnya jika Hadits-hadits turunnya nabi Isa seperti yang sudah dijelaskan di atas?

Mari kita tinjau!

Pertama, hadits-hadits itu berderajat hadit ahad atau hadits yang sampai pada mudawwin (pengumpul hadits) hanya dari satu jalan saja. Apa masalahnya? Begini. Masalah turunnya Isa As merupakan masalah Aqidah dan Masalah Ghaib. Lalu apakah cukup keterang dan hujjah masalah ghaib ini pada dalil yang hanya berderajat ahad? Jawabannya tidak! Kenapa? Sebab para ulama sepeakat permasalahan Ghaib itu harus di jelaskan atau keterangannya bersumbur pada dalil yang mutawatir (Al-Quran), artinya harus Alloh yang menerangkan. Pernyataan ini di jelaskan oleh Al-Quran :

“Katakanlah: "tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml :65).

Lalu keterangan Al-Quran di atas sejalan dengan apa yang pernah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw :

“Dari Aisyah RA berkata :” Siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwa Muhammad saw pernah melihat Robbnya yaitu Alloh swt, maka sesungguhnya orang tersebut dusta. Karena tidak ada yng sampai (sanggup) segala pandangan melihatNya. Dan siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwasannya Nabi Muhammad saw mengetahui perkara ghaib maka sesungguhnya orang tersebut telah berdusta. Padahal beliau bersabda : “ tidak ada yang mengetahui perkara ghaib itu kcuali hanya Alloh” “. (H.R. Bukhari no 1985).

Nah, jelas bukan keteranganya? Jadi segala sesuatu yang ghaib itu hanya Alloh yang tahu. Dan jika ada keterangannya, hal itu harus bersumberkan pada dalil yang mutawatir. Maka dengan begitu Hadits Ahad tidak bisa kita pakai untuk menerangkan masalah GHAIB, apalagi jika harus mendeskripsikan dengan gambaran yang begitu jelas.
Kedua, Hadits-hadits yang menyatakan nabi Isa As akan turun kembali menjelang hari kiamat, meruapak hadits-hadits yang muthorib, atau hadits yang guncang matannya (Isi).

Apa itu Muthorib? Muthorib adalah sebuah hadits yang matan atau isinya guncang. Guncang? Guncang bagaimana maksudnya? Begini lho, guncang di sini maksudnya adalah matan (isi) hadits tersebut menimbulkan banyak pertentangan dan pertanyaan yang sulit di jawab, sekali pun oleh si perowi hadits itu sendiri. Karena akan menimbulkan banyak pertanyaan turunan yang tak kalah ghaib dan membingungkannya. Seperti begini, kita asumsikan jika nabi Isa As benar akan turun lagi dengan dasar hadits di atas. Maka akan timbul banyak pertanyaan turunan yang sama ghaibnya. Diantaranya, lalu sekarang nabi Isa sudah wafat atau belum? Lalu di manakah nabi Isa sekarang berada? Dan pertanyaan tadi tidak bisa dijawab dengan beradasarkan dalil yang kuat. Adapun jika dijawab hanya berdasarkan pasangka dan duga-duga saja. Padahal bukankah semua itu masalah Ghaib? Dan bukankah Masalah Ghaib harus bersumberkan pada Al-Quran?

Nah, Hal itulah yang membuat hadits-hadits yang menyatakan akan turunnya nabi Isa As disebut hadits Muthorib. Dan hadits muthorib itu tidak bisa dipakai.

Ketiga, Hadits-hadits yang menyatakan bahwa nabi Isa As akan kembali turun menjelang hari kiamat, semuanya bermuara kepada Ka’aab Al-Ahbar dan Wahb Al-Munabbih. Lalu apa masalahnya jika hadits itu berasal dari kedua orang tersebut? Perlu kita ketahui ternyata beliau-beliau ini merupakan bekas penganut Kristen, dan mereka berdua masih punya ketertarikan dan keterikatan terhadap keyakinan lamanya itu. Maka sudah bisa kita nilai, mengapa mereka membuat perkataan seperti hadits-hadits di atas. Lalu pertanyaannny, jadi dari siapakah hadits-hadits tentang akan turunnya nabi Isa As? Dari Roasul atau dari Ka’ab Al-Ahbar dan Wahb Al-Munabbih? Dan kita sudah mendapat jawabannya. Ternyata semua hadits-hadits tersebut bermuara pada kedua orang mantan penganut nasrani. Lalu masihkah itu bisa kita jadikan hujjah dan alasan?

Keempat, Hadits-hadits tentang turunnya nabi Isa dipertentangkan oleh para ulama masyhur. Ada yang membenarkan ada yang mengingkarinya. Padahal semua ulama yang saling silang pendapat tersebut mempunyai reputasi tinggi dalam hal keilmuan, keshalehan dan ketakwaannya. Artinya masih terdapat sebuah keragu-raguan di dalamnya. Menurut dalil Ushul Fiqih, lebih baik meninggal sesuatu yang ragu dari pada tercebur pada sesuatu yang bathil.

Begitulah, tinjauan keterang dalil Hadits yang menerangkan bawha Isa As akan turun lagi ke bumi menjelang hari kiamat. Dimana dalam hadits tersebut terdapat banyak cacat dan kelemahan di mana-mana. Artinya hadits-hadits yang menyatakan akan hal itu tidak bisa kita pakai sama sekali.

Jadi kalau begitu keterangan bahwa nabi Isa akan turun lagi bohong adanya. Dan bisa disimpulkan bahwa nabi Isa tidak akan turun lagi. Eits, sebentar jangan terburu-buru seperti itu. Kita baru saja meninjau dari segi haditsnya. Masih ada keterangan lainnya yang menyatakan hal itu. Karena masih ada keterangan yang bersumber dari keterangan dari ayat Al-Quran. Tepatnya terdapat pada surat Ali-Imran ayat 55 :

“(ingatlah), Ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".(QS. Ali Imran : 55).

Nah, sekarang mari kita tinjau sama-sama keterangan ayat di atas! Lah kenapa harus ditinjau lagi? Apa Al-Quran itu mungkin salah? Bukan begitu maksud saya. Al-Quran kalamullah yang tidak mungkin salah dan tidak mungin juga dapat terbantahkan. Maksud saya mari kita tinjau mufrodath ayatnya agar kita bisa menafsirkannya.


Dan harus diingat cara penafsiran yang diajarkan ada disiplinnya, yaitu
- Bayanul kitab bil kitab artinya menafsirkan ayat Alloh dengan ayat lainnya. Jika tidak ditemukan maka ada cara yang kedua,
- Bayanul kitabis sunnah artinya menfsikan ayat al-quran dengan mengambil keterangan dari hadits-hadits shohih. Dan seterusnya dan seterusnya(jika dilanjutkan akan semakin panjang).

Baiklah, kita harus mengutamakan dulu menafsirkan kitab dengan kitab. Yaitu menjelaskan suatu ayat dengan mengambil rujukan ke ayat lainya.

Dalam Surat Ali Imran ayat 55 tadi ada kalimat“sesunggunya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir hayatmu dan mengangkatmu” (lihat pada ayat diatas saya beri warna biru). Dalam bahasa arabnya Inni mutawaffiika wa rofi’uka (silahkan chek Al-Qurannya).

Atau jika kita penggal lagi akan begini mufrodatnya “sesungguhnya aku telah menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu” (lihat pada ayat diatas saya beri warna biru), dalam bahasa Arabnya Inni Mutawaffika. “dan mengangkat kamu kepadaku” (pada ayat di atas teks warna biru), dalam bahasa Arabnya warofi’uka.

Inilah yang menjadi dasar perdebatan di sana-sini. Di sinilah sumber permasalahannya, yaitu ada beberapa pihak yang mengartikan dan menafsirkan bahwa Nabi Isa As akan disampaikan pada akhir ajal kemudian diangkat. Ini terjemah dan tafsir dari kalimat Inni mutawaffiika wa rofi’uka. Beliau-beliau mengartikan bahwa nabi Isa kalimat tersebut, bahwa nabi Isa di angkat oleh Alloh dan baru akan diwafatkan nanti (entah kapan).

Padahal inilah yang tidak tepat dan keliru. Lho kenapa dikatakan seperti itu? Perhatikan kejanggalannya, kalimat mutawaffika diterjemahkan akan menyampaikan kamu ke akhir ajal kamu. Yang artinya belum, karena kalimatnya akan. Sementara mutawaffika itu bukan kalimat fiil Mudhore (fiil yang menjelaskan kejadian yang sedang dan akan datang).

Seharus mutawaffika dalam ayat tersebut diterjemahkan mewafatkan kamu.

Kenapa? Lagi-lagi kenapa? Mari kita lihat lagi!

Jika diartikan secara bahasa saja kalimat “sesunggunya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir hayatmu dan mengangkatmu kepada-Ku” sudah jelas dalam ayat tesebut bahwa nabi Isa telah Alloh sampaikan umurnya hingga akhir ajalnya artinya beliau telah diwafatkan, lalu diangkat. Artinya sama seperti manusia-lainnya termasuk nabi Muhammad, diwafatkan dahulu lalu diangkat ruhnya oleh Alloh. Jadi, yang di maksud dengan kalimat mutawaffika, lebih tepat diartikan mewafatkan. Dan yang dimaksud dengan diangkat adalah ruhnya (sama seperti manusia lainnya).

Kenapa mutawaffika lebih tepat diartikan “mewafatkanmu”? Sebab kalimat serupa bisa kita temukan dalam Al-Quran lainnya :


aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu”.(QS. Al-Maidah : 117).

Dalam ayat ini ada kalimat Tawaffaitanii artinya ”Setelah engkau wafatkan aku”. Kalimat (kata) itu serupa dan satu asal kata dengan dengan kalimat yang terdapat pada surat Ali Imran ayat 55 tadi yaitu kalimat Mutawaffaitani.


Jadi arti yang tepat untuk kalimat Mutawaffaitani pada surat Ali Imran ayat 55 adalah “mewafatkanmu”.

Maka dengan keterangan ayat di atas seharus kita mendapat keterangan tentang telah wafatnya nabi Isa As dan tidak diragukan lagi. Hingga pertanyaan apakah nabi Isa As telah wafat atau belum terjawab sudah. Dengan tegas surat Ali Imran ayat 55 di atas menerangkan kepada kita semuanya bahwa nabi Isa As telah wafat.

Lalu jika Nabi Isa As telah wafat, mungkinkah akan dibangkitkan lagi lalu turun ke bumi? Dan menyelamatkan semua manusia untuk membunuh Dajjal!!! (kalau dibaca ulang kaya konsep penyelamatannya Yesus kepada umat Kristen dengan penebusan dosa).

Menjawab pertanyaan yang Gahib itu, mari kita kembali jawab dengan Al-Quran. Apa yang Al-Quran jelaskan tentang seorang yang telah wafat? Dan kapan orang yang wafat itu akan dibangkitkan? Yu kita lihat ayat-ayat di bawah ini :

“dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.”(QS. Al-Hajj :7).


“Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; Maka Inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya)."Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi.”.(QS. Ar-Ruum :56-57).
“Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS. Al-Mu’minun :15-16).


Begitulah keterangan Al-Quran menjelaskan orang-orang yang telah wafat hanya akan dibangkitkan dari alam kuburnya, nanti setelah hari kiamat.

Keterangan ini mengugurkan pendapat bawha nabi Isa kelak akan turun menjelang hari kiamat. (Dengan versi bahwa nabi Isa telah wafat dan akan dibangkitkan menjelang kiamat).


Intinya, menurut QS. Al-Mu’minun :15-16 di atas tidak mungkin nabi Isa akan dibangkitkan sebelum hari kiamat terjadi, karena menurut keterangan Alloh QS Ali Imran : 55 nabi Isa As telah diwafatkan.

Dari kedua ayat tadi kita bisa tahu bahwa nabi Isa telah Alloh wafatkan. Dan setiap yang telah diwafatkan Alloh jelaskan tidak akan dibangkitkan lagi sebelum datangnya hari kebangkitan (setelah kiamat).
Kemudian setelah jelas keterangan Alloh dalam Ayat di atas, masih ada sebagian orang yang mempertahankan pendapat-pendapatnya. Mereka dengan bersikukuh pada pendapat mereka yang lemah bahwa nabi Isa akan tetap turun menjelang kiamat. Mereka berargumen bahwa nabi Isa belumlah wafat, nabi Isa diangkat ke langit oleh Alloh dan berdiam di sana. Dengan kata lain pendapat ini menyatakan nabi Isa itu hidup kekal sampai tibanya hari kiamat. (meski pendapat ini sudah dijelaskan bertentangan dengan Al-Quran).


Okay, kita tinjau juga pendapat yang terbilang terlalu memaksakan diri ini.

Sepertinya mereka yang berpendapat seperti itu bermaksud untuk menepis keterangan ayat-ayat yang telah nyata (QS Ali Imran : 55). Padahal alasan (pendapat) mereka yang ini pun telah diterangkan dengan jelas oleh Al-Quran. alias Alloh bantah Alloh menjelaskan tidak adanya kehidupan manusia di langit :

“Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.”(QS Al-‘Araaf : 25).
Ayat di atas menjelaskan manusia itu hidup di bumi dan mati pun ia di bumi, maka sangat keliru orang-orang yang mengatakan bahwa nabi Isa masih hidup dan berdiam (hidup)d i langit. Karena Alloh tidak menceritakan kehidupan manusia dil angit, itu hanya cerita orang-orang Budha dan mitos-mitos primitive penganut kejawen, animisme dan dinanisme, yang menceritakn kehidup dikayangan bersama para dewa. Bukankah Islam tidak mengajarkan hal yang seperti itu.

Lalu dalam permasalahan nabi Isa masih hidup sampai saat ini, Al-Quran pun menjelaskan tidak adanya satu manusia pun yang hidup kekal sebelum nabi Muhammad begitu pun setelahnya :
”Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, Apakah mereka akan kekal? tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.” (Al-Anbiya : 34-35).

Surat Al-Anbiya ayat 34 dan 35 dengan terang-terangan menolak pendapat ada kehidupan abadi sebelum atau sesudah nabi Muhammad.


Maka sudah jelaslah bagi kita semua bahwasannya nabi Isa tidak akan turun lagi menjelang hari kiamat. karean semua pendapat tentang hal itu dibantah oleh keterang anAl-Quran. Al-Quran menjelaskan nabi Isa As telah wafat, dan orang yang wafat hanya akan Alloh bangkitkan setelah hari kiamat. Tidak ada pula kehidupan di langit, kerana manusia itu hidup di bumi dan akan di matikan di bumi itu pula? Bukankan Nabi Isa Juga manusia biasa?

Maka tidak mungkin lagi nabi Isa turun lagi untuk kita.

Sebab ingat satu hal penting ini. semua nabi dan rosul di utus untuk masing-masing umatnya. Begitu pun dengan nabi Isa As. Nabi Isa Alloh utus hanya untuk Bani Israil, hal itu jelas diucapkan oleh nabi Isa kepada bani Israil. Pernyataan tersebut diabadikan Alloh dalam Al-Quran :


"Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, Yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, Maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu Makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.” (QS. Ali- Imran : 49).

“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (Ash-Shof ayat 6).

Bukankah ayat di atas begitu jelas menerangkan bahwa nabi Isa diutus oleh Alloh kepada umatnya saja, umat Bani Israil. Dan nabi Isa pun dengan lantang menyatakan itu.

Pertanyaannya. Umat siapakah kita ini? Umatnya nabi Isa As atau Umatnya Nabi Muhammad Saw? Atau apakah kita merasa bani Israil yang telah Alloh tetapkan sebagai kirodatan khosiin? Lalu mengapa masih menantikan nabi Isa?

Jika Alloh telah menerangkan demikian jelasnya untuk apa lagi kita menunggu kedatangan nabi Isa yang katanya akan membawa kemenanngan. Saudaraku, ini ini adalah masalah ghaib, tak ada seorang pun yang mengetahi masalah ghaib kecuali Alloh :

“Katakanlah: "tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml :65).

Masalah ghaib hanyalah Alloh yang memilki ilmunya, sebagaimana keterangan yang nyata dalam ayat yang telah disebutkan di atas. Sebab rosululloh Muhammad pun tak mengetahui hal yang ghoib dan kita pun di perintahkan berhati-hati jika mendapat keterangan yang memebahas masalah ghaib. Sebagaimana sabda beliau :

“Dari Ai’syah RA berkata :” Siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwa Muhammad saw pernah melihat Robbnya yaitu Alloh swt, maka sesungguhnya orang tersebut dusta. Karena tidak ada yng sampai (sanggup) segala pandangan melihatNya. Dan siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwasannya Nabi Muhammad saw mengetahui perkara ghaib maka sesungguhnya orang tersebut telah berdusta. Padahal beliau bersabda : “ tidak ada yang mengetahui perkara ghaib itu kcuali hanya Alloh” “. (H.R. Bukhari no 1985).

Maka sudah kewajiban kita semua untuk tunduk pada keterangan yang nyata baik dari nash Al-Quran maupun hadits-hadits shohih. Sudah Nampak dan jelas bagi kita semua bahwa pendapat yang mengatakan nabi Isa akan datang menjelang hari kiamat sangat bertentangan dengan Al-Quran maupun hadits, maka tidaklah boleh bagi kita semua menggunakan pendapat lemah tersebut Untuk keyakinan dalam hidup kita. Karena itu sangat berbahaya dan akan membawa kecelakaan.


Insya Alloh pembahasan secara lebih detail dan lengkapnya akan kami bahas dalam sebuah buku yang segera terbit namun masih dalam proses. Mohon doa untuk kelancaran segala urusan demi kemaslahatan umat amien.

71 comments:

  1. Anonymous27 July, 2010

    Owh jadi gitu yah!
    Jadi hadits2 yang selama ini jelasin bakal turunnya Nabi Isa n Djalal gmn?

    ReplyDelete
  2. kalau menurut ana. membutuhkan waktu yg lama dan pemikiran yg matang mengenai hal ini. karna tidak mudah mengkaji kajian ini. jadi ana harap kita semua mohon petunjuka kepada ALLAH, agar kita dapat sebuah penjelasan tanpa ada perbedaan pendapat. by: hafsh umar

    ReplyDelete
  3. Sejauh ini yang saya pelajari dan hasil penelaah nash ya seperti itu.

    Khabar tentan Nabi Isa Akan turun lagi lemah kedudukannya..
    dan anehnya kabar Ghaib seurgent itu tidak diceritakan dalam Al-Quran. padahal kata Alloh :

    “Katakanlah: "tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml :65).

    Dan itu diamini oleh rosul dalam hadits..
    beliau tidak mengetahui hal yang ghaib kecuali dibertahukan oleh Alloh...

    dan tentang Turunnya nabi Isa bertentangan dengan dalil2 dalam Al-Quran sperti yang sudah saya jelaskan di atas..

    lalu jika ada hadits yang bertentangan dengan Al-Quran..
    mana yang lebih kuat?
    dan itu tentu saja Al-Quran.
    Begitu Akhi/ukhty.

    Salam ukhuwah salam kenal

    ReplyDelete
  4. @ Hani (Hafsh Umar)

    Yups memamang betul butuh kajian... jadi nda asal menduga.. heheh

    Yuk aaah kita sama berusaha terus mencari dalil-dali yang kuat... :D agar nda keraguan..

    kalau ada infonya.. share ya.

    ReplyDelete
  5. Anonymous28 July, 2010

    assalamu'alaikum...
    bagaimana dengan keterangan ini khi,, mohon dijelaskan, syukron ^_^

    Ibnu Jabir Ath-Thabari, setelah menyebutkan perbedaan pendapat tentang wafat Isa, mengatakan, "Pendapat yang paling shahih menurut pandangan kami ialah pendapat orang yang mengatakan: 'Maknanya ialah: Sesungguhnya Aku (Allah) mengambilmu (Isa) dari bumi mengangkatmu kepada-Ku, mengingat mutawatirnya berita- berita dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda:

    "Isa bin Maryam akan turun, lalu membunuh Dajjal."

    Kemudian beliau mengemukakan beberapa buah hadits yang berkenaan dengan akan turunnya Isa itu. [Tafsir Ath-Thabari 3: 291]

    Ibnu Katsir berkata, "Telah mutawatir hadits-hadits dari Rasulullah saw yang memberitahukan akan turunnya Isa 'alaihissalam sebelum hari kiamat sebagai pemimpin dan hakim yang adil." [Tafsir Ibnu Katsir 7: 223]. Kemudian beliau membawakan lebih dari delapan belas buah hadits tentang akan turunnya Isa itu.

    Syekh Shiddiq Hasan berkata, "Hadits-hadits tentang akan turunnya Isa itu banyak sekali. Di antaranya, Imam Syaukani mengemukakan dua puluh sembilan hadits antara shahih, hasan, dan dha'if, yang di antaranya ada yang berhubungan dengan hadits-hadits Dajjal... ada yang berhubungan dengan hadits-hadits Al- Mahdi Al-Mun-tazhar. Di samping itu juga terdapat atsar-atsar dari para sahabat yang memiliki hukum marfu', karena dalam kasus seperti ini tidak ada perkenan untuk berijtihad (maka atsar-atsar sahabat itu sudah barang tentu bersumber dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam-Pent). Kemudian beliau berkata, 'Semua riwayat yang telah kami kemukakan ini mencapai derajat mutawatir, sebagaimana tidak samar bagi orang yang memiliki pengetahuan yang luas.'" [Al-Idzaa'ah: 160]
    al-faqir ilalloh
    aryo jipang

    ReplyDelete
  6. Wa Alaikum salam AKhi... Ya memang ana pun sudah baca hadits2 di atas...

    Memang ulama saling klaim masalah hadits2 ini. satu sisi menyatakan mutawatir dan satu lagi menyatakan Ahad (pendapat kebanyakan)... Namun, yang menarik untuk ana adalah.. hadits2 tadi bermuara pada dua orang yang telah ana sebutkan di atas yaitu pada Ka'ab dan Wahb... dan sudah sama2 kita ketahui... siapa belaiu. pertama itu masalahnya

    Dan ana pun coba menjelaskan kalau dikalangan para muafsir dan ulama masyhur bersebrangan pendapat..

    Imam Thobari adalah guru dari Imam Ibnu Katsir... maka tak heran jika mereka sama dalam pendapat ini... dan setelah ana perhatikan ternyata, jalur ulama yang berguru dari imam Ath=Thobari menyatakan Isa akan turun lagi. (dengan estapet turn menurun).

    nah, ini pendapat Ulama lainnya :

    1. Syaikh Mahmud Syaltut[10] berpendapat bahwa hadits-hadits yang meriwayatkan tentang turunnya Nabi Isa mudhtharib (goncang). Dan juga hadits-hadits tersebut derajatnya Ahad, sedang masalah aqidah ditetapkan berdasarkan nash qath’I seperti ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits mutawatir[11].

    2. Prof. KH. Hasbullah Bakri, SH. Dalam bukunya “Nabi Isa dalam Al-Qur’an dan Nabi Muhammad dalam Biybel. Diantara pendapatnya ialah: Hadits Bukhari dari Abu Hurairah tentang akan turunnya Nabi, walaupun dinyatakan shahih tetapi bertentangan dengan ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Nabi Isa telah wafat.

    5. Syaikh Muhammad Abduh berkata: “Hadits tersebut hanyalah ahad dan berkaitan dengan masalah aqidah karena menunjukkan perkara-perkara ghaib. Sedangkan masalah aqidah tidak boleh diambil kecuali yang bersifat qath’iy (pasti) sebab dituntut sesuatu yang menyakinkan. Dan tidak ada dalam masalah ini hadits yang mutawatir”. Dia juga memaparkan pendapat para ulama seputar turunnya Isa Al-Masih lalu memperkuat pendapat yang menyatakan bahwa Isa tidak turun dan dia mentakwil ayat seraya berkata: “Makna رَافِعُكَ yaitu terangkatnya ruh setelah kematiannya, sedangkan arti turunnya ke bumi yaitu tersebarnya perdamaian dan toleransi diantara manusia”.[14]

    6. Hasan Abdullah At-Turabi mengingkari turunnya Isa di akhir zaman. Tatkala ditanya: Bagaimana anda berani mengingkari hadits mutawatir? Jawabnya: “Saya tidak membicarakan hadits dari segi sanadnya tetapi menurut saya hadits itu bertentangan dengan akal, sedangkan apabila dalil bertentangan akal, maka akal harus lebih didahulukan”. [15]

    itu sebgian ulama yang bersebrangan...

    dan masih ada banya.. ana lupa detailnya.. mau posting taku salah.. jaga aman ajah.. hehehe

    ReplyDelete
  7. Beginia Akhi, ana sudah singgung masalah perbedaan ulama di atas..
    Imam Ibnu Katsir meruapakan murin Imam Thobari.. jadi yang dari jalur beliau sependapat begitu. tapi banyak juga ulama dan mufasir yang tidak sependapat.

    Dan yang paling menarik bagi ana dalam hadits Tsb begini khi... bukan masalah perbedaan pendapatnya... tapi.

    1. Isi hadits tersebut bersebrangan dengan Al-Quran. Dan berikut dalil jika kita mendapatkan keadaan seperti itu :

    “Telah meriwayatkan Imam Syafi’i di dalam kitabnya Al-Um, ketika beliau berkata: Maka berhati-hatilah kamu semua terhadap hadits yang diketahui orang yang banyak (umum), dan berhati-hatilah kamu semua terhadap hadits yang menyimpang daripadanya. Karena telah bercerita kepada kami Ibnu Abi Kariemah dari Abu Ja’far dari Rosululloh saw : Sesungguhnya beliau menyeru kepada orang yahudi, maka mereka (orang-orang yahudi tersebut )bercerita kepada beliau sehingga mereka berdusta kepada Nabi Isa as. Maka Nabi saw naik ke mimbar dan berkhutbah (berpidato) kepada manusia. Maka beliau bersabda : Sesungguhnya hadits-hadits itu akan tersiar (tersebar luas) dariku, maka jika datang kepadamu semua hadits yang cocok (sesuai) dengan Al-Quran, maka hadits tersebut dariku. Dan jika yang datang kepadamu semua hadits yang berlawanan (menyalahi) dengan AL-Quran, maka hadits tersebut bukanlah dari aku” ( Ktab tarikh tasyri’ Al-islamiayah hal 189 yang disusun oleh syekh Muhammad Al-khudoriy)

    2. Jika memang akan turun lagi, mengapa Al-Quran tidak menceritakan. padahal Keghaiban ini sangat penting bagi keimanan Umat Islam. Dalam Al-Quran pun tidak ada satu kalimat pun yang mencertakan Al-Mahdi Al-Dajjal.... padahal urgensi cerita keduanya sangat penting untuk aqidah Umat..

    3. Pertanyaan.. Jika Nabi Isa Akan turun lagi, lalu nanti beliau sebagai apa? Jika sebagai nabi, bukankah Muhammad itu Khotamma Nabi? Berikut pernyataan Al-Ahzab :
    Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu[1223]., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS - Al-Ahzab :40).

    Lalu Jika Sebagai manusia biasa, maka Nabi isa di copot (dibebas tugaskan) dari kenabiannya. tentu itu sepertinya tidak mungkin :D...

    Nah, begitulah akhi yang menjadi alasan ana membahas ini... dan ana pun tidak menutup diri untuk terus mendiskusikannya..

    Mungkin akhi dan temen2 ana lainnya... biasa berdiskusi dengan para Guru..(sebab ana mah fakir ilmu), dan ajukan pertanyaan2 ana di atas... Nanti share di sini ya khi n ukhty...

    Supaya dalilnya kuat :D

    Alhamdulillah..

    Terus semangat Belajar ya Kawan2..

    Jaga tali Persaudaraan Kita..

    Allohu Akbar

    ReplyDelete
  8. Anonymous28 July, 2010

    wah bagus nih,, alhamdulillah moga menjadikan tsaqofah keilmuan kita menjadi luas.. tanpa saling menjelekan, ato menghujat :)
    syukron
    aryo jpang

    ReplyDelete
  9. Akhi, salalu ingatkan saudaramu ini jika tersalah..

    oia khi.. kenapa enggak komentar pake akun Word presnya...

    bisa kan tuh ada pilihannya di beri kometar sebagai... supaya temen2 lainnya bisa berkunjung jega ke blog antum

    ReplyDelete
  10. Assalamualaikum,,,
    Alhamdulillah akhirnya selesai juga baca ne artikel,,,
    pelik banged masalahnyaa,,,
    klo saya pribadi lebih baik di serahkan saja semuanya kepada Allah SWT. Dialah dzat yang maha pemberi petunjuk...
    tapi keseluruhan,,,artikelnya bagusss...
    like this...

    ReplyDelete
  11. Wa Alaikum Salam Tya...

    Alhamdulillah dan mau baca.. heheh

    Iah puyeng saya bandingin dalil2nya.. karena dalam hal ini perlu rhorikotul trajih. ambil yang satu yang paling kuat... nda bisa thorikotul jam'i... digabungin keduanya.

    Yu aah kita sama2 kembali gali petunjuknya dalam Al-Quran :D....

    Alhamdulillah buat like's nya...

    barusan juga ana mampir ke blog antum .. hehehheee..

    ReplyDelete
  12. Anonymous28 July, 2010

    Selama ini saya memahami kata "mutawaffiika" adalah "mewafatkanmu" bukan "menyampaikan kamu kpd akhir ajalmu". Dan terhadap hal-hal ghoib seperti ini saya bersikap membiarkan saja karena tidak akan berpengaruh kepada keimanan kepada Allah, ibadah dan juga amaliah. 'Afwan ya, mungkin saya teman yang kurang enak diajak diskusi. Saya hanya ingin mengatakan bahwa apa yang saya pernah fahami tentang hadits-hadits (entah itu shohih, hasan maupun dho'if) yang menjelaskan bahwa nabi Isa akan turun kembali jadi pudar setelah membaca surat Ali Imron:55, yang juga saya fahami dengan makna "mewafatkanmu". Adapun kata "waroofi'uka" saya fahami dengan "mengangkat derajatmu". Wallahu a'lam bish-showaab. 'Afwan kalo komentarnya kurang berkenan :-)

    ReplyDelete
  13. kalo Nabi Isya turun lagi berarti sama dengan Dajal? Astagfirulloh

    ReplyDelete
  14. @ Anoni : ia hal itu udah saya jelaskan di atas.. hehehehe.... alhamdulillah komentarnya :D

    @ Ichwan .... Kenapa dibilang sama?

    ReplyDelete
  15. wah dibahas tuntas dunkz... trus lo dajal gmn????

    ReplyDelete
  16. @ Anonim : insya Alloh nanti sekalian sama yajuz dan ma'juz dibahas jug dajjal.

    pembahasan kali ini dikhususkan pembahasan Nabi Isa tidak turun lagi.

    ReplyDelete
  17. satu pertanyaan..yg sering di utarakan oleh ulama tasaawwuf..klau isa turun,dia akan membawa tugas baru apa tugas lama????klau di jawab tugas lama " bukankah tugas kenabian dari adam sampai isa itu sudah di rangkum oleh nabi muhammad...! klau di jawab tugas baru" itu berarti ada nabi baru..ini bertentangan dengan ayat hotamannabiyyin..dan hadis buchori yg soheh.." nabi bersabda'' tidak ada nabi setelah ku.... sama2 di hadis buchori tpi saling bertentangan...makanya hati2... kadang2 umat islam klau sudah ada di hadist buchori langsung gak di saring dulu dengan al-quan..mudah2an kita terus mendapatkan petunjuk yg benar amiiin

    ReplyDelete
  18. asslm p ustadz, untuk sekedar info saja... ternyata bukan kaum qt saja lho yg mempercayai & memperdebatkan akan "turunnya nabi Isa ke dunia"... dari kaum nasranipun percaya kalau Isa diturunkan ke dunia dengan mengemban tugas berat, yaitu untuk menebus dosa umatnya... (tp saya juga gak ngeh, itu pendeta berbicara berdasarkan surat apa... :D)

    wass, dini

    ReplyDelete
  19. @ Halili : Ya benar Akhi... seperti itulah.. kita harus cermat dan bijak dalam meninjau dalil2...

    @ Dini : Wa alaykum salam.
    Seperti yang sudah ana kemukakan pada artikel di atas. bahwa hadits tentang turunnya lagi nabi Isa hanya bermuara pada dua orang bekas penganut nasrani...
    jadi mungkin ini hanya ceritaan bawaan dari kepercayaan lamanya mereka. maka ada kemiripan dengan penganut Kristen pada zaman sekarang ini

    ReplyDelete
  20. assalam..

    kalo turunnya imam mahdi??
    sekalian dengan ayat ato haditsnya.. tolong ya. :)

    makasih

    ReplyDelete
  21. @ Zaghi :
    Wa alailum salam...

    masalah turunnya Imam mahdi pun sama... Al-Quran tidak pernah menjelaskan... tidak ada satu pu ayat yang menjelaskan akan turunnya Imam Mahdi... dan hadits2 tentang Imam Mahdi aka turun derajatnya tidak kuat.. :) sama seperti hadits2 tentang Isa As.. karena memang bahasanya satu paket.
    Tapi InsyaAlloh nanti akan saya posting juga tentang Imam Mahdi dan tanda2 kiamat.. mohon doanya ya :)

    ReplyDelete
  22. Ayi Hidayat Baharuddin03 November, 2010

    Assalamu'alaikum.

    Mohon idzin untuk berkomentar walaupun terlambat.

    Ana melihat bahwa hadits tentang turunnya Isa Al-Masih itu tidak bertentangan dengan Al-Qur'an Surat Ali Imran : 55 tetapi justru menjadi penjelas dari Al-Qur'an yaitu pada akhir ayat tersebut :

    Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya". (QS. 3:55)

    yang ana maksudkan yaitu kalimat "membersihkan kamu dari orang-orang kafir,"

    Tafsir yang dapat diyakini benarnya adalah hadits atau penjelasan dari Rasulullah dan turunya Isa Al-Masih serta keluarnya dajjal adalah tafsir dari surat 3 : 55 dan surat 6 : 158. Ketika Dajjal muncul dia akan mengaku bahwa dirinya adalah Isa dan juga Alloh sesuai dengan konsepesi trinitas yang dia ajarkan kepada manusia yang kemudian dikuti oleh orang kristen dan juga Yahudi, karena kedatangan Dajjal telah ditunggu oleh pengikut agama Yahudi dan Kristen yang ternyata adalah satu orang yang sama sebagaimana tertulis pada kayu salib INRI (Iesus an Nazaret Rex Israel / Iesus dari Naret Raja orang Israel)

    Dengan terbunuhnya Dajjal oleh Isa maka nama Isa Al-Masih akan menjadi bersih sebagaimana janji Allah dalam surat 3 : 55 tersebut diatas, karena Dajal yang mengaku dirinya Al-Masih (ternyata palsu) dan mengaku dirinya Alloh sebagaimana konsepsi trinitas yang dia ajarkan kepada manusia dapat dibunuh oleh seorang manusia yaitu Isa Al-Masih yang sebenarnya dan hanya seorang rasul saja sesuai dengan keyakinan yang diajarkan oleh nabi Muhamad.

    Maka dengan terbunuhnya Dajjal bersihlah nama nabi Isa dan Dzahirlah Islam atas segala agama karena setelah itu Isa Al-Masih ikut shalat bersama Muslimin yang lain dibelakang Imaam Mahdi.

    ReplyDelete
  23. Assalamu'alaikum akhi
    Saya termasuk yang percaya bahwa nabi isa as. belum wafat... Jika akhi mau menerima masukan dari kami, kami sangat berteima kasih

    ReplyDelete
  24. Maaf akh, id personal saya yakni 123

    ReplyDelete
  25. @Ayi n Anonim : Ana sudah baca dan mengkaji hadits di atas... masalahnya pun sudah saya jelaskan tentang kedudukan dhoif di segala lini.. dan yg terpenting adalah bertentangan dgn Al-Quran..
    Untuk akhi2 yang masih percaya Isa akan turun.. tolong jawab pertanyaan saya.

    1. Sekarang Isa sudah wafat atau masih Hidup? (sertakan dalil keterangan)
    2. Jika masih hidup, Isa berarti di langit atau di mana? (sertakan dalil)*ohh ya suda ana jelaskan dalil kalau di langit manusia tidak ada. (dalilnya di atas)
    3. Nanti Isa turun sebagai apa? sebagai nabi? (berarti nabi Muhammad bukan nabi penutup sbgmana yg dijelaskan Al-Ahzab ayat 40).
    4 Jika bukan sebagai nabi, kenapa bisa bak super hero? (seratakan dalil).
    5. Apakah kita Bani Israil? (lihat tugas Isa itu hanya untuk bani Israil , surat Ash-shof ayat 6).. mohon di jelaskan.
    6. Tolong jelaskan silsilah sanad dan rowi hadits yg diungkapkan akhi di atas... (niscaya akan mudah bagi saya munjukan letak kedhoifannya).
    Alhamdulillah

    ReplyDelete
  26. Assalamu'alaikum wr wb. Maaf baru sempat balas dan jawaban kami ada 16 poin

    1. “Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.”(QS Al-‘Araaf : 25).
    ------------------------------
    Ayat ini sebenarnya bukanlah ayat yang menunjukkan keharusan harus hidup dan mati di bumi, contoh : Astronot bias saja mati bukan di bumi

    Menurut pemahaman kami, Nabi Isa belum wafat dan ketika kembali ke bumi beliau datang sebagai umat nabi Muhammad dan wafat di bumi.

    - Dari Al Qur’an :
    Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian (mitsaq) dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.“ Allah (kemudian) berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama kamu".(QS Ali Imran 81)

    Maka : Allah sudah membuat perjanjian jika diangkat sebagai rasul (Isa ), kemudian datang lagi rasul itu (Muhammad), maka kerasulan Isa dicabut dan wajib beriman pada nabi Muhammad saw.

    - Dari Hadist
    Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu,
    ia berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Senantiasa sati golongan dari umatku berperang menegakkan yang hak dengan memperoleh kemenangan sampai hari kiamat. Maka turunlah Isa ibnu Maryam AS lalu pemimpin mereka mengatakan kepada Isa: “Marilah sembahyang, menjadi imam kami!” Jawabnya: “Tidak! Sesungguhnya sebagian kamu menjadi imam (pemimpin) bagi yang lain.” Suatu kehormatan dari Allah untuk umat ini.”

    Maka : Jika Isa as. Datang sebagai rasul tentu dia yang berhak mengimami bukannya Imam Mahdi.

    ReplyDelete
  27. assalamualaikum

    ReplyDelete
  28. Kesimpulan : Jadi para Nabi dan Rasul yang masih hidup ketika sudah datang Nabi Muhammad saw. , mereka akan beriman kepada Nabi Muhammad dan menolongnya bukan sebagai nabi dan rasul >>>>> Contonya : Isa as. dan Khidhir as.

    Mungkin ada baiknya saya berikan tambahan untuk nabi khidir as karena nabi khidir juga merupakan salah satu tanda-tanda kiamat :

    Sumber 1
    قال أبو اسحق يقال ان هذا الرجل هو الخضر عليه السلام أبو اسحق هذا هو ابراهيم بن سفيان راوى الكتاب عن مسلم وكذا قال معمر فى جامعة فى أثر هذا الحديث كما ذكره ابن سفيان وهذا لبعض منه بحياة الخضر عليه السلام وهو الصحيح

    Berkata Abu Ishaq : “dikatakan bahwa lelaki ini (hadits = lelaki yg dibunuh Dajjal lalu dihidupkan kembali, lalu akan dibunuh lagi namun Dajjal tak mampu berbuat kedua kalinya) adalah khidir as, dan adapun Abu Ishaq ini adalah Ibrahim bin Sufyan, periwayat kitab dari Muslim, dan demikian pula dikatakan oleh Ma’mar dalam Jaami’ah dalam penjelasan hadits ini, sebagaimana dijelaskan pula oleh Ibn Sufyan, dan ini adalah bagian dari kehidupan Khidir as dan ini adalah shahih.
    (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 18 hal 72)

    Riwayat dari Abu Ishaq ini sebenarnya hadist , Cuma karena matannya hampir sama maka Imam Muslim menyingkatnya seperti di atas hanya sanadnya berasal dar Abu Ishaq. Dan matan induknya adalah :

    [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] telah mengkhabarkan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] bahwa [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: Telah menceritakan kepada kami Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pada suatu hari cerita yang panjang tentang Dajjal, diantara yang beliau ceritakan kepada kami adalah: "Ia mendatangi jalan di gunung Madinah -padahal Madinah diharamkan baginya- hingga tiba di sebagaian tanah setelah Madinah. Saat itu seorang manusia terbaik atau diantara yang terbaik menghadangnya, ia berkata, 'Aku bersaksi bahwa kau adalah Dajjal yang pernah diceritakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam kepada kami.' Dajjal berkata: 'Bagaimana menurutmu, bila aku membunuh orang ini lalu aku menghidupkannya kembali, apa kau masih meragukannya? ' mereka menjawab: 'Tidak.' Dajjal pun membunuhnya lalu menghidupkannya kembali. Saat menghidupkannya, ia berkata: 'Demi Allah, aku tidak pernah lebih memahamimu melebihi saat ini.' lalu Dajjal ingin membunuhnya tapi ia tidak mampu mengusainya'."

    Sedang sanad untuk abu ishaq adalaah Abu Ishaq – Abdurrahman Ad Darimi- Abu Al Yaman- Syu’aib – Az Zuhri

    ReplyDelete
  29. Sumber 2
    قال جعفر بن محمد فأخبرني أبي أن علي بن أبي طالب قال أتدرون من هذا هذا الخضر عليه السلام

    (ketika Rasul saw wafat, maka datanglah seorang pelayat yg mengucapkan kata kata dan doa), lalu berkata Ja’far bin Muhammad, dikabarkan oleh ayahku bahwa Ali bin Abi Thalib kw berkata : “tahukah kalian siapa lelaki ini?, ia adalah Khidhir alaihissalam” (Tafsir Imam Ibn katsir Juz 1 hal 436)

    Sumber 3
    فقال بعضهم لبعض تعرفون الرجل فقال أبو بكر وعلي نعم هذا أخو رسول الله صلى الله عليه وسلم الخضر عليه السلام

    (ketika Rasul saw wafat, maka datanglah seorang pelayat yg mengucapkan kata kata dan doa) maka berkatalah para sahabat satu sama lain : kalian tahu siapa lelaki itu?, maka berkata Abubakar dan Ali : Ya, ini adalah saudara Rasulullah saw Al Khidhir alaihissalam. (Mustadrak Alaa shahihain no.4392).



    Mungkin ada beberapa pertanyan ,
    a. Hadist nabi Muhammad saw.
    “Tidak ada satu jiwa pun yang hidup pada hari ini telah lewat 100 tahun, sedang ia hidup pada hari itu”. [HR. Muslim dalam Shahih- nya (4/1966)]

    وقد احتج بهذه الاحاديث من شذ من المحدثين فقال الخضر عليه السلام ميت والجمهور على حياته كما سبق في باب فضائله ويتأولون هذه الاحاديث على انه كان على البحر لا على الارض أو انها عام مخصوص

    Sungguh telah berhujjah dengan hadits ini (hadits = Rasul saw bersabda bahwa setelah 100 tahun maka tak tersisa lagi yg hidup diantara kita didaratan ini), mereka yg salah dari para periwayat hadits yg mengatakan bahwa Khidir as sudah wafat, dan Jumhur (pendapat yg terkuat dan terbanyak) mengatakan bahwa ia hidup, sebagaimana dijelaskan dalam Bab keutamaannya, dan mereka menakwilkan hadits hadits ini bahwa dia (khidir as) di laut dan bukan di daratan, atau hadits itu bermakan ‘Aammun makhsush (maknanya umum tetapi ada pengecualian).
    (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 16 hal 90)

    Karena jika hadist ini dihukumi keseluruhan maka berapa banyak saat ini di dunia yang hidup lebih dari 100 tahun.

    ReplyDelete
  30. b. Umur nabi Isa yang Cuma 120 tahun
    Fatimah r.a. menerangkan Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya 120 tahun". ...

    Maka : nabi Isa as diangkat ketika berumur 33 tahun, dan melanjutkan umurnya sampai genap 120 tahun dimulai lagi setelah beliau turun dari langit kedua.

    Maka : Jika setelah peristiwa penyaliban nabi isa masih di bumi sapai berumur 120 tahun, berarti selama 87 tahun tersebut Nabi Isa berdosa karena telah lari dari tugas kerasulannya .

    c. Dari Al Qur’an
    ”Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, Apakah mereka akan kekal? tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.” (Al-Anbiya : 34-35).

    Maka : Dipanjangkan umur bukan berarti hidup abadi

    d. "Pada hari ini, Aku sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku cukupkan ni'mat...-Ku kepadamu, dan Aku ridla Islam jadi agamamu.."(Al Maidah 3).

    Maka : Yang dimaksud adalah yang pokok, dan berkata para Mufassirin bahwa ayat ini bermakna Makkah Almukarramah sebelumnya selalu masih dimasuki orang musyrik mengikuti hajinya orang muslim, mulai kejadian turunnya ayat ini maka Musyrikin tidak lagi masuk masjidil haram,

    Dan Nabi Isa as pun ketika beliau turun dari langit kedua bukanlah sebagai rasul namun menegakkan syariat nabi Muhammad saw.

    ReplyDelete
  31. 2. “Katakanlah: "tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml :65).
    ---------------------------
    Menurut pemahaman kami , maksud ayat ini semua masalah ghoib adalah dasarnya dari Allah dan Saudaraikata manusia atau jin mengetahui perkara ghaib adalah seijin Allah bukan karena usahanya sendiri.

    Mari kita lihat beberapa ayat Al Qur’an dan hadist :

    - QS Al Kahfi : 79. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.
    - QS Al Kahfi 80. Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
    - QS Ar Rahman 33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
    - Hadist-hadist dari Nabi tentang tSaudara-tSaudara kiamat, calon penghuni surga dan neraka

    Maka : Nabi Khidir ,dan Nabi Muhammad mengetahui perkara ghaib tapi apakah itu artinya bertentangan dengan QS An Naml 65 ? Insya Allah tidak jika pemahamannya seperti kami.

    ReplyDelete
  32. 3. “Dari Ai’syah RA berkata :” Siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwa Muhammad saw pernah melihat Robbnya yaitu Alloh swt, maka sesungguhnya orang tersebut dusta. Karena tidak ada yng sampai (sanggup) segala pSaudarangan melihatNya. Dan siapa saja yang menceritakan (membawa hadits) kepada engkau bahwasannya Nabi Muhammad saw mengetahui perkara ghaib maka sesungguhnya orang tersebut telah berdusta. Padahal beliau bersabda : “ tidak ada yang mengetahui perkara ghaib itu kcuali hanya Alloh” “. (H.R. Bukhari no 1985).
    -------------------------------
    Hadist tersebut lengkapnya begini
    Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ismail bin Abu Khalid] dari ['Amir] dari [Masruq] dia berkata; Aku bertanya kepada ['Aisyah radliallahu 'anha] wahai Ibu, Apakah benar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melihat Rabbnya? Aisyah menjawab; Sungguh rambutku berdiri (karena kaget) atas apa yang kamu katakan. Tiga perkara yang barang siapa mengatakannya kepadamu, maka sungguh ia telah berdusta. Barang siapa mengatakan kepadamu bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pernah melihat Rabbnya, maka ia telah berdusta. Lalu Aisyah membaca ayat; Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Al An'am: 103). Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir. (As Syura: 51). Dan barang siapa yang mengatakan kepadamu bahwa beliau mengetahui apa yang akan terjadi pada hari esok maka ia telah berdusta. Lalu Aisyah membaca ayat; Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. (Luqman: 34). Dan barang siapa yang mengatakan kepadamu bahwa beliau menyembunyikan sesuatu, maka ia telah berdusta. Lalu Aisyah membaca ayat; Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. (Al Maidah; 67). Hanya saja beliau pernah melihat bentuk Jibril dua kali.

    Penjelasan :
    a. Hadist ini tidak bisa menghapus jika kelak di akhirat kita bisa melihat Allah karena ada hadist lain yang menguatkan kita bisa melihat Allah di akhirat. Cukuplah hadist ini menyatakan manusia tidak mungkin melihat Allah secara langsung bila masih hidup
    b. …. dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir. (As Syura: 51). Bukankah berbicara secara langsung di balik tabir itu juga masalah ghaib ?
    c. ….Hanya saja beliau pernah melihat bentuk Jibril dua kali. Bukankah malaikat juga makhluk ghaib ?

    ReplyDelete
  33. 4. Jika memang akan turun lagi, mengapa Al-Quran tidak menceritakan. padahal Keghaiban ini sangat penting bagi keimanan Umat Islam. Dalam Al-Quran pun tidak ada satu kalimat pun yang mencertakan Al-Mahdi Al-Dajjal.... padahal urgensi cerita keduanya sangat penting untuk aqidah Umat..
    -----------------------
    Maka : Tidak ada larangan Allah harus mengabarkan tentang tSaudara-tSaudara kiamat harus melalui Al Qur’an. Jika kita beriman pada Nabi Muhammad saw. maka kita wajib mempercayainya meskipun tidak disebutkan di Al Qur’an.

    Allah pun berfirman bukan hanya melalui Al Qur’an namun Hadist Qudsi. Hadist Qudsi adalah firman Allah pada Nabi Muhammad tapi tidak dijadikan satu dengan mushaf Al Qur’an.

    Bertanya : وَكُلَّ شَيْئٍ فَصَّلْنَهُ تَفْصِيْلاً
    "Dan segala sesuatu telah Kami terangkan secara terperinci.."(Al Isra` 12).

    Kata “kulla” tidak mesti berarti segala=semua= setiap

    Kulla (yang di Bahasa Indonesia berarti setiap); ketika mempelajari ilmu mantiq ada yang dinamakan mengalami proses syakhlu awwal dlorbu tsalits sehingga bermakna pula sebagian atau sebagian besar.

    Contoh :

    أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا
    Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas segala bahtera. (QS Al Kahfi : 79)

    Dan QS Al Isra 12 tidak pula menyebutkan bahwa berita harus diterangkan terperinci melalui Al Qur’an.

    ReplyDelete
  34. 5. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu[1223]., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS - Al-Ahzab :40).
    Mungkin rang Isa sudah wafat atau masih Hidup? (sertakan dalil keterangan)
    ----------------------
    Kami menjawabnya dengan perincian :
    a. bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu

    • ayat ini tidak bisa menafikan bahwa Imam Mahdi adalah keturunan Rasulullah dari Fathimah
    • frase “ Muhammad bukanlah bapak’ maksudnya adalah menepis anggapan umatnya bahwa beliau bukanlah bapak Zaid merujuk ayat sebelumnya
    • Muhammad saw itu adalah bapak dari setiap orang kaum muslimin dalam segi kehormatan dan kesayangan, sebagaimana setiap Rasul pun adalah bapak dari sekalian umatnya
    • Muhammad itu bukan bapak dari seorang laki-laki dan umatnya dengan pengertian "bapak" dalam segi keturunan yang menyebabkan haramnya pernikahan dsb

    b. dan penutup nabi-nabi
    Isa as. turun bukan sebagai nabi seperti penjelasan sebelumnya, beliau bersyariat pada Nabi Muhammad sehingga tidak peduli kita Bani Israil atau bukan bisa mengangkat beliau sebagai pemimpin agama nabi Muhammad saw.

    ReplyDelete
  35. 6. Jika masih hidup, Isa berarti di langit atau di mana? (sertakan dalil)*ohh ya suda ana jelaskan dalil kalau di langit manusia tidak ada. (dalilnya di atas)
    ---------------
    Beliau ada di langit kedua
    Telah bercerita kepada kami [Hudbah bin Khalid] telah bercerita kepada kami [Hammam bin Yahya] telah bercerita kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'sha'ah] bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam bercerita kepada mereka tentang malam Beliau diperjalankan (isra'), ketika itu beliau diangkat dan sampai ke lapis langit kedua lalu meminta ijin dibukakan pintu: "Ada yang bertanya; "Siapa ini?". Dijawab; "Jibril". Ditanya lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Dijawab; "Muhammad". Ditanya lagi; "Apakah dia telah diutus?". Dijawab; "Benar". Setelah aku selesai dari pertanyaan di pintu itu, aku mendapatkan Nabi Yahya dan 'isa 'alaihimas salam yang keduanya adalah saudara sepupu (dari pihak ibu). Dia (jibril) berkata; "Ini adalah Nabi Yahya dan 'isa, berilah salam kepada keduanya". Maka kuberi salam dan keduanya membalas salamku lalu keduanya berkata; "Selamat datang, wahai saudara yang shalih dan Nabi yang shalih."(Shahih Bukhari)

    ReplyDelete
  36. Assalamualikum...boleh join diskusi?

    ReplyDelete
  37. 7. Hadist tentang turunnya isa as ada perowi mantan nasrani bernama Ka’ab dan Munibah
    --------------------------------
    Tidak boleh menganggap hadist jadi dhoif hanya karena perowi mantan nasrani padahal perowi telah beriman pada Nabi Muhammad. Apalagi keduanya telah dimasukkan oleh Imam Muslim,Imam Malik, Tirmidzi,dan Imam Ahmad bin Hambal . Dan menurut ibnu hajar al asqalani ka’ab kedudukannya tsiqah.

    Sedang kriteria perawi sangatlah ketat tidaklah sembarangan yakni : hadits ini diriwayatkan oleh si fulan, dari fulan, dari fulan dari fulan, dari Rasul saw, nah.. semua nama pada rantai periwayat itu disebut sanad, dan masing masing mesti orang yg dikenal, tahun berapa lahirnya, dipastikan ia seorang jujur, dipastikan bahwa ia tidak pernah menipu, dipastikan bahwa ia bukan pelupa, dipastikan bahwa ia tak pernah sakit jiwa, dipastikan bahwa ia bukan orang yg tak pernah dusta, dipastikan ia mempunyai guru dan hubungan dengan para ahli hadits lainnya, dipastikan ia belum pernah ingkar sumpah, dipastikan bahwa ia bukan orang yg suka mengkhayal,

    ReplyDelete
  38. 8. Hadist turunnya isa as merupakan hadist ahad :
    ------------------------
    Hadist turunnya isa as merupakan mutawatir , dan riwayat ini tidak berasal dari Kaab dan Munibah >>
    Telah menceritakan kepada kami [Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Jabir Ath Tho`i] hakim Himsh, telah menceritakan kepadaku [Aburrahman bin Jubair] dari [ayahnya, Jubair bin Nufair Al Hadlrami] ia mendengar [An Nawwas bin Sam'an Al Kilabi]. Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Mihran Ar Razi], teks miliknya, telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] dari [Yahya bin Jabir Ath Tha`i] dari [Abdurrahman bin Jubair bin Nufair] dari [ayahnya, Jubair bin Nufair] dari [An Nawwas bin Sam'an] berkata: Pada suatu pagi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menyebut Dajjal, beliau melirihkan suara dan mengeraskannya hingga kami mengiranya berada disekelompok pohon kurma. Kami pergi meninggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam lalu kami kembali lagi, beliau mengetahui hal itu pada kami lalu beliau bertanya: "Kenapa kalian?" kami menjawab: wahai Rasulullah, Tuan menyebut Dajjal pada suatu pagi, Tuan melirihkan dan mengeraskan suara hingga kami mengiranya ada disekelompok pohon kurma, beliau bersabda: "Selain Dajjal yang lebih aku khawatirkan pada kalian, bila ia muncul dan aku berada ditengah-tengah kalian, aku akan mengalahkannya, bukan kalian dan bila ia muncul dan aku sudah tidak ada ditengah-tengah kalian, maka setiap orang adalah pembela dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku atas setiap muslim, ia adalah pemuda ikal, matanya menonjol, mirip 'Abdu Al 'Uzza bin Qathan.

    ReplyDelete
  39. Siapa pun diantara kalian yang melihatnya hendaklah membaca permulaan surat Al Kahfi, ia muncul diantara Syam dan 'Irak lalu banyak membuat kerusakan dikanan dan dikiri, wahai hamba-hamba Allah, teguhlah kalian." Kami bertanya: Berapa lama ia tinggal di bumi? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menjawab: "Empat puluh hari, satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti satu pekan dan hari-hari lainnya seperti hari-hari kalian." Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana menurut Tuan tentang satu hari yang seperti satu tahun, cukupkah bagi kami shalat sehari? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak, tapi perkirakanlah ukurannya." Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana kecepatannya di bumi? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menjawab: Seperti hujan yang diakhiri angin. Ia mendatangi kaum dan menyeru mereka, mereka menerimanya, ia memerintahkan langit agar menurunkan hujan, langit lalu menurunkan hujan, ia memerintahkan bumi agar mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, bumi lalu mengeluarkan tumbuh-tumbuhan lalu binatang ternak mereka pergi dengan punuk yang panjang, lambung yang lebar dan kantong susu yang berisi lalu kehancuran datang lalu ia berkata padanya: 'Keluarkan harta simpananmu.' Lalu harta simpanannya mengikutinya seperti lebah-lebah jantan. Kemudian ia memanggil seorang pemuda belia, ia menebasnya dengan pedang lalu memutusnya menjadi dua bagian lalu memanggilnya, ia datang memanggut-manggutkan wajahnya seraya tertawa, saat ia seperti itu, tiba-tiba 'Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan mengenakan dua baju berwantek za'faran seraya meletakkan kedua tangannya diatas sayap dua malaikat, bila ia menundukkan kepala, air menetas dan bila ia mengangkat kepala keringat bercucuran seperti mutiara, tidaklah orang kafir mencium bau dirinya kecuali mati dan bau nafasnya sejauh matanya memSaudarang. Isa mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah itu Isa putra Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka disurga. Saat mereka seperti itu, Allah mewahyukan padanya: 'Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu, tidak ada yang bisa memerangi mereka, karena itu giringlah hamba-hambaKu ke Thur. Allah mengirim Ya'juj dan Ma'juj

    ReplyDelete
  40. 'Dari segala penjuru mereka datang dengan cepat.' (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang terdepan melintasi danau Thabari dan minum kemudian yang belakang melintasi, mereka berkata: 'Tadi disini ada airnya.' nabi Allah Isa dan para sahabatnya dikepung hingga kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian saat ini, lalu nabi Allah Isa dan para sahabatnya menginginkan Allah mengirimkan cacing di leher mereka lalu mereka mati seperti matinya satu jiwa, lalu 'Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu sejengkal tempat pun melainkan telah dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk darah mereka. Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah lalu Allah mengirim burung seperti leher unta. Burung itu membawa mereka dan melemparkan mereka seperti yang dikehendaki Allah, lalu Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi hingga dan meninggalkan genangan dimana-mana. Allah memberkahi kesuburannya hingga hingga sekelompok manusia cukup dengan unta perahan, satu kabilah cukup dengan sapi perahan dan beberapa kerabat mencukupkan diri dengan kambing perahan. Saat mereka seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang mu`min dan muslim dibawah ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa adalah manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-terangan seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr As Sa'di] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Aburrahman bin Yazid bin Jabir] dan [Al Walid bin Muslim], berkata Ibnu Hujr: Hadits salah satunya membaur pada hadits yang lain. Dari [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] dengan sanad ini seperti yang telah kami sebutkan, tapi ia menambahkan setelah sabda beliau: "Tadi disini ada airnya, " "Mereka berjalan hingga sampai gunung khamar, gunung Baitul Maqdis, mereka berkata: 'Kita telah membunuh orang-orang yang ada di bumi, ayo kita bunuh yang ada di langit.' Mereka pun melesakkan panah mereka ke langit lalu Allah membalikkan panah mereka bermerah darah." Disebutkan dalam riwayat Ibnu Hujr: "Sesungguhnya Aku telah menurunkan hamba-hambaKu, tidak ada seorang pun yang bisa memerangi mereka." (Shahih Muslim)

    Untuk rawinya saya ambil yang paling akhir karena di sini paling rawan : Abu Kaitsamah Zuhair bin Harb >> Riwayat beliau dipakai Imam Bukhari 5927,Imam Muslim,Abu Daud, Ibnu Majah sehingga kuat kedudukannya.

    ReplyDelete
  41. 9. Prof. KH. Hasbullah Bakri, SH. Dalam bukunya “Nabi Isa dalam Al-Qur’an dan Nabi Muhammad dalam Biybel. Diantara pendapatnya ialah: Hadits Bukhari dari Abu Hurairah tentang akan turunnya Nabi, walaupun dinyatakan shahih tetapi bertentangan dengan ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Nabi Isa telah wafat.
    ---------------------
    Menurut kami tidak bertentangan dengan Al Qur’an. Imam Bukhari dan Imam Muslim merupakan peringkat 1 dan 2 diantara khutubush shittah dalam ilmu hadist dan bukanlah imam yang sembarangan ketika meriwayatkan hadist. Apabila ada pendapat dari ulama manapun sekarang meskipun bergelar Prof.KH..SH, namun bertentangan dengan kedua imam hadist tadi maka gugurlah pendapat Profesor ini. Insya Allah ini menjadi dasar kami.

    ReplyDelete
  42. 10. “Telah meriwayatkan Imam Syafi’i di dalam kitabnya Al-Um, ketika beliau berkata: Maka berhati-hatilah kamu semua terhadap hadits yang diketahui orang yang banyak (umum), dan berhati-hatilah kamu semua terhadap hadits yang menyimpang daripadanya. Karena telah bercerita kepada kami Ibnu Abi Kariemah dari Abu Ja’far dari Rosululloh saw : Sesungguhnya beliau menyeru kepada orang yahudi, maka mereka (orang-orang yahudi tersebut )bercerita kepada beliau sehingga mereka berdusta kepada Nabi Isa as. Maka Nabi saw naik ke mimbar dan berkhutbah (berpidato) kepada manusia. Maka beliau bersabda : Sesungguhnya hadits-hadits itu akan tersiar (tersebar luas) dariku, maka jika datang kepadamu semua hadits yang cocok (sesuai) dengan Al-Quran, maka hadits tersebut dariku. Dan jika yang datang kepadamu semua hadits yang berlawanan (menyalahi) dengan AL-Quran, maka hadits tersebut bukanlah dari aku” ( Ktab tarikh tasyri’ Al-islamiayah hal 189 yang disusun oleh syekh Muhammad Al-khudoriy)
    ------------------
    Kami bermadzab syafi’I dan guru kami bersanad pada Imam Nawawi dan Imam Nawawi bersanad pada Imam Syafi’i. Dalam madzab syafi’I , turunnya nabi isa as pun diyakini kebenarannya. Dan sebagian sudah kami jawab bahwa tentang turunnya isa as. tidak bertentangan dengan Al Qur’an.

    ReplyDelete
  43. 11. Seharus mutawaffika dalam ayat tersebut diterjemahkan mewafatkan kamu.
    -------------------------
    Kami sepakat dengan Saudara bahwa seharusnya memang “mewafatkan kamu “

    “mutawaffika” nya kapan ?

    Tidak ada nash yang menyatakan bahwa nabi isa wafat 87 tahun setelah peristiwa penyaliban. Yang ada hanyalah berita bahwa nabi isa wafat setelah turunnya kembali dari langit kedua.

    Yang berfirman adalah Allah sehingga meskipun tidak memakai “akan” sebagai penSaudara masa datang tentu bukanlah hal yang aneh karena kehendak Allah itu pasti.

    Misal : Saat ini Isa as hidup di langit kedua,.Allah berfirman : Kami MEWAFATKANMU di akhir zaman

    Kenapa kami tambahi “di akhir zaman” ? kami berhak menyimpulkan demikian sebagaimana Saudara berhak menyimpulkan bahwa Isa as wafat 87 tahun setelah kisah penyaliban, karena QS Ali Imran : 55 tidak menyebutkan kapan wafatnya…..

    ReplyDelete
  44. 12. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu”.(QS. Al-Maidah : 117).
    -------------------------
    Ayat ini juga tidak menunjukkan kepastian kapan wafatnya.
    Maka kami berhak untuk melanjutkan contoh tadi

    Misal : Saat ini Isa as hidup di langit kedua .Allah berfirman : Kami MEWAFATKANMU di akhir zaman (QS Ali Imran 55)

    Lanjutannya :

    Misal : kemudian Allah berfirman : Hai Isa , apakah kamu menyuruh manusia menyembahmu ? Isa menjawab : Tidak (QS Al maidah : 116)

    Misal : Isa berkata : Aku hanya menuruti perintah Engkau dan menjadi saksi di antara manusia (baik ketika zamannya Hawariyyin maupun setelah aku Engkau turunkan dari langit kedua). Tapi setelah Engkau WAFATKAN AKU (wafat di akhir zaman), Engkaulah yang mengawai mereka (QS Al Maidah : 117)

    >>>Sekali lagi kami berhak menyimpulkan “wafat di akhir zaman” karena ayat tadi tidak menunjukkan kapan wafatnya.

    Dan sama sekali tidak merusak arti “mutawaffika” atau “tawaffanii”. Saudara perhatikan huruf berkapital tadi.

    ReplyDelete
  45. 13. Apakah maksud “mutawaffika” adalah wafat 87 tahun setelah kisah penyaliban . Artinya begitu selamat dari penyaliban beliau masih di bumi sampai berumur 120 tahu sebagaimana hadist Fatimah r.a. menerangkan Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya 120 tahun". ... ??
    -------------------------
    Menurut kami bukan ….
    Saudara lihat ayat QS Al Maidah 117:
    …. dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka.

    >> Jadi menurut al qur’an, isa menjadi saksi saat berada di antara mereka. Jika setelah penyaliban isa masih di bumi berarti nabi isa telah berdosa karena selama 87 tahun membiarkan umatnya tersesat.

    Pendapat kami :
    - Nabi hanya dikenai beban menjadi saksi selama sebelum umur 33 tahun. Dan saat ini beliau tidak dikenai beban menjadi saksi karena berada di langit kedua hukumnya sama dengan “orang tidak mampu”. Jadi isa as. Tidak dibebani tanggung jawab.

    - Umur nabi isa dilanjutkan sampai 120 tahun dari umur 33 dimulai saat beliau turun dari langit

    ReplyDelete
  46. 14. Okay, kita tinjau juga pendapat yang terbilang terlalu memaksakan diri ini.
    -----------------------
    Maaf saudaraku, saudaralah yang memaksakan diri
    Mari kita lihat terjemahan ayat ;
    (ingatlah), Ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya Aku mewafatkanmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".(QS. Ali Imran : 55).

    Kami ada beberapa pertanyaan pada saudara :
    a. Saudara dapat dasar dari mana bahwa waktu “mewafatkanmu” adalah setelah kisah penyaliban? Waktunya saudaraku, bukankah di ayat ini tidak dijelaskan kapan waktunya ?
    b. “membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir”, maksudnya membersihkan nama Isa ibnu maryam dari sebutan anak Allah. Bukankah dari dulu bahkan sampai zamannya nabi Muhammad saw sampai sekarang, Allah belum membersihkan anggapan bahwa isa anak Allah ? Bagaimana cara Allah untuk membersihkannya jika Isa sudah wafat … Bukankah yang lebih berhak untuk membersihkan nama Isa adalah Isa sendiri jika beliau turun menjelang hari akhir ?
    c. “membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir” tidak boleh diartikan menyelamatkan dari tiang salib, karena kronologis ayat : wafat – mengangkat –membersihkan berdasar anggapan saudara. Artinya jika sudah wafat tidak mungkin diselamatkan dari tiang salib.
    d. “menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat”…. Bila isa as telah wafat berarti apa yang diikuti orang-orang ini sampai kedudukannya di atas orang kafir? Ajaran Kristen sekarangkan ? Atau ajaran asli nabi isa, tapi bagaimana cara ajaran isa bisa kembali murni ?.....Hingga hari kiamat ? Bukankah yang hingga hari kiamat adalah pengikut Nabi Muhammad. Maka jelaslah saudaraku , pengikut isa yang di atas orang-orang kafir hingga hari kiamat adalah pengikut isa yang telah bersyariat pada Nabi Muhammad dan makna mengikuti di sini bukannya mengikuti sebagai nabi tapi seperti imam.

    ReplyDelete
  47. 15. Perhatikan firman Allah SWT di QS An Nisa 157-158
    157. dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah[378]", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
    158. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[379]. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

    Kita tahu bahwa kisah penyaliban nabi isa hingga pengangkatannya yang paling runtut dan mewakili justru di 2 ayat ini dibanding QS Ali Imran : 55 ataupun QS Al Maidah :116-117

    Kenapa kata “mutawaffiika” justru tidak ada padahal kata “rafa’a” ada ? Tidak lain karena Isa wafat bukan pada masa lalu melainkan di akhir zaman..

    ReplyDelete
  48. 16. Kata rafa ‘ bermakna 2 ,yakni :

    o MENAIKKAN DERAJAT” yakni merujuk QS Ali Imran 155 karena selain “waraa fi’uka’ juga di barengi “wamuthahhiruka”
    o MENAIKKAN KE LANGIT” yang merujuk ke QS An Nisaa 158 karena bersesuain dengan ayat sebelumnya dan bagaimana mungkin Allah menyelamatkan nabi isa dari penyaliban dengan cara menaikkan derajat. Tentu dengan menaikkan ke langit yang lebih tepat.

    ReplyDelete
  49. Ayat ini sebenarnya bukanlah ayat yang menunjukkan keharusan harus hidup dan mati di bumi, contoh : Astronot bias saja mati bukan di bumi.

    Jawab :
    Kalimatnya kehidupan bukan hidup.. silahkan akhi belajar lagi bahasa Indonesia n chek kamus untuk memahami kedua kalimah itu.
    Beda Astronot n kontek nabi Isa.
    kalau Astronot hidup . artinya bisa bertahan hidup dgn cacatan pake alat bantu itu pun hanya sesaat.
    nah kalau nabi Isa sekarang di sana bukan hidup tapi kehidupan.. karena masa dan waktunya begitu sangat lama.

    Akhi Mutawifika itu mau sampai nungging juga tetep saja di artikan wafat.. chek kamus aja.
    kalimat dalam alqurannya kan jelas mutawafika dulu terus warofiuka. diwafatkan dulu baru diangkat.. itu sunatullohkan.
    semua orang diwafatkan dulu lalu baru diangkat rohnya oleh Alloh.

    Dan yg percaya penyaliban itu hanya nasrani yg bodoh (dibodohi oleh yahudi). toh Al-Quranan juga membantah Isa disalib.

    untuk hadits2nya ana ga mau tanggapi lebih lanjut.. sudah ana jelaskan dengan gamblang alasanya di artikel.
    kalau berkenan baca ulang dengan seksama dan hati yg jernih..
    Hadits siapa pun yg mengeluarkan kalau bertentangan dengan Al-Quran tdk bisa dipakai.

    Wallohu'alam
    Wastagfirullohu li walakum

    ReplyDelete
  50. [43:61] Dan sesungguhnya isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (AZ ZUKHRUF (PERHIASAN)

    silahkan anda tafsirkan dulu ayat2 diatas

    ReplyDelete
  51. Dan sesungguhnya isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (AZ ZUKHRUF (PERHIASAN) ayat 61)

    silahkan tafsirkan ayat2 diatas

    ReplyDelete
  52. Azzukhruf [43:61] Tidak ada kata "Isa" disitu
    وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ

    Wa-innahu= Dan sesungguhnya ia (Quran)..
    Kata serupa banyak dijumpai:
    [26:192,26:196,27:77,43:44,43:61,56:77,69:40,69:48,69:50,69:51,81:19,86:13,56:76]

    Banyak yang mendiskusikan tentang "wafat /mutawaffika", ok lah, padahal tidak ada satu ayatpun yang menyatakan Nabi Isa akan turun menjelang kiamat.

    Allah memerintahkan kita supaya beriman kepada Nabi dan Rasul, tetapi tidak memerintahkan untuk mengimani turunnya nabi Isa menjelang kiamat, mengapa kita mau "berjudi" dengan hal itu?

    Ada lagi yang bilang Isa ibnu Maryam turun kembali tidak sebagai Nabi/Rasul tetapi sebagai umat Nabi Muhammad, kan aneh lagi, akhirnya di dunia ini ada seorang MANTAN NABI dan RASUL.

    Terhadap hadits perihal Nabi Isa turun ini hendaknya juga hati-hati, karena jika anda salah membenarkan hadits, tak ubahnya anda sedang memfitnah Nabi. Sesungguhnya anda sedang mengimani perawi hadits yang mengatasnamakan Nabi.

    ReplyDelete
  53. loh2 artinya memang itu toh, anda mw menyalahkan para penterjemah qur'an ??, coba anda lihat ayat2 sebelumnya dan sesudahnya menceritakan ttg Nabi Isa

    ReplyDelete
  54. Alhamdulillah sebagian komen sudah ditampilkan
    Saya (123) kembali menanyakan :

    Jika benar isa telah wafat pada masa lalu , pertanyaan kelanjutan dari ayat tersebut bagaimana :

    Lihat terjemahan lengkapnya : (ingatlah), Ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya Aku mewafatkanmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".(QS. Ali Imran : 55).


    a. Saudara dapat dasar dari mana bahwa waktu “mewafatkanmu” adalah setelah kisah penyaliban? Waktunya saudaraku, bukankah di ayat ini tidak dijelaskan kapan waktunya ?
    b. “membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir”, maksudnya membersihkan nama Isa ibnu maryam dari sebutan anak Allah. Bukankah dari dulu bahkan sampai zamannya nabi Muhammad saw sampai sekarang, Allah belum membersihkan anggapan bahwa isa anak Allah ? Bagaimana cara Allah untuk membersihkannya jika Isa sudah wafat … Bukankah yang lebih berhak untuk membersihkan nama Isa adalah Isa sendiri jika beliau turun menjelang hari akhir ?
    c. “membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir” tidak boleh diartikan menyelamatkan dari tiang salib, karena kronologis ayat : wafat – mengangkat –membersihkan berdasar anggapan saudara. Artinya jika sudah wafat tidak mungkin diselamatkan dari tiang salib.
    d. “menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat”…. Bila isa as telah wafat berarti apa yang diikuti orang-orang ini sampai kedudukannya di atas orang kafir? Ajaran Kristen sekarangkan ? Atau ajaran asli nabi isa, tapi bagaimana cara ajaran isa bisa kembali murni ?.....Hingga hari kiamat ? Bukankah yang hingga hari kiamat adalah pengikut Nabi Muhammad. Maka jelaslah saudaraku , pengikut isa yang di atas orang-orang kafir hingga hari kiamat adalah pengikut isa yang telah bersyariat pada Nabi Muhammad dan makna mengikuti di sini bukannya mengikuti sebagai nabi tapi seperti imam.

    KEMUDIAN KENAPA DI QS AN NISA 157-158 , "MUTAWAFFIIKA" TIDAK ADA ?

    ReplyDelete
  55. menurut saya isa akan kembali datang ke bumi sesuai hadits shahih yang banyak kita tahu...
    juga dari al-qur'an yang menyiratkan masalah kedatangan nabi isa...
    saya rasa ujung pangkal masalahnya karena salahnya penafsirn dari mutawaffika yang ada d al-imran 55 yang seharusnya berarti akan ambil-mu menjadi d sampaikan pada akhir ajal-mu sehingga menjadi rancu semuanya...
    tapi bila kita mau mengkaji ke sumber nahwu sharaf dan ilmu2 penunjang lainnya saya rasa kita akan memiliki kesimpulan akhir yang sama bahwa nabi isa akan kembali datang...
    wallahu a'lam..

    ReplyDelete
  56. assalamualaikum wr.wb,
    akhi,
    oleh karena masalah ini sering diperdebatkan saya sebagai umat muhammad s.a.w wajib menanyakan masalah ini langsung ke hadirat Allah S.W.T seperti firmanNYA “ kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(QS. An-Nisa : 59).mengingat bahwa ini adalah hadist ,tidak mungkin saya menanyakan kepada rasulallah s.a.w beliau kan sudah wafat.semoga keselamatan dilimpahkan kepada beliau.saya tanyakan langsung kepada Allah S.W.T mengenai hadist ini, ternyata jawabanNYA adalah tidak ,ini adalah hadist palsu.perbuatan orang-orang munafik.
    apabila saya tanyakan mengenai kedatangan imam mahdi(muhammad bin abdullah) keturunan rasulallah jawabanNYA adalah dia belum datang.
    ini adalah hadist yg sahih.
    jika nabi isa a.s benar-benar turun sudah pasti jelas tercantum pada Alquran dan tidak samar-samar.

    wassalamualaikum wr.wb,

    ReplyDelete
  57. Justru yang menyatakan Isa akan datang lagi itu yg samar... silakan terjemahkan ayat2 di atas dengan disiplin ilmu yang benar.... AlQuran jelas menyatakan Isa sudah diwafakan dgn kalimat mutawaafika.... Dan hadits imam mahdi itu sepaket dgn dajjal... dan smua hadits yg tidak bisa dipertanggung jawabkan.. dan kalau mahdi yg banyak orang perbincangkan itu ada.. tentulah ada dalam AlQuran.. baru dibayan oleh hadits. Saya rincian di atas sangat jelas.. saya bahas dari semua aspek tentang tidak akan turunnya Isa. baik dar ayat, manusia faktornya, dan penjelasn hari kiamat.

    ReplyDelete
  58. Ass.wr.wb,
    yg jelas bahwa isa a.s tidak akan turun lagi.
    hadist yg mengatakan bahwa isa a.s akan turun lagi adalah hadist palsu.seperti hadist ini,Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu a’laihi wa sallam bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh pasti akan turun pada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil lalu dia menghancurkan salib, membunuh babi dan membebaskan pajak serta harta begitu melimpah sehingga tak ada seorangpun yang mau menerimanya”.Hadist ini jelas palsu.
    demi zat yg jiwaku berada di tanganNYA,rasulAllah tidak pernah bersumpah.membunuh babi? sejak kapan rasulAllah mencaci manusia sebagai babi?rasulallah memiliki akhlak yg mulia.membebaskan pajak?bukankah pajak ada untuk menolong orang-orang susah dan fakir miskin.
    wassalam,

    ReplyDelete
  59. Bukankah kita juga harus beriman kepada kitab2 terdahulu (taurat,zabur, injil) dan setelah turunnya islam berpegang teguh pada Qur'an dan hadits beserta sunnahnya khalifah terbimbing (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali)?

    ReplyDelete
  60. Saya hanya ingin menyampaikan beberapa masukan kepada yang tidak percaya Nabi Isa akan kembali lagi kebumi di hari menjelang kiamat nanti sbb:
    1. Menafsirkan ayat Al-Quran yang wajib dilakukan pertama adalah penafsiran dengan ayat Al-Quran jg, di Tafsir Ibnu Katsir sdh dijelaskan bahwa QS.3:55 berhubungan dg QS.6:60 dan QS.39:42 kenapa tidak dibahas kalo kata muttawafika harus hanya diartikan mati bagaimana anda menjelaskan 2 ayat terakhir?
    ayat ini lebih tepat jika diartikan Nabi Isa dibuat "tidur" oleh Allah lalu diangkat ke langit, sehingga hal ini tidak bertentangan dengan QS.21:34 karena Nabi Isa tidak dapat dikatakan hidup/memiliki kehidupan dalam hal ini.
    2. Apa tanggapan anda tetang QS.43:61 dimana Isa memberi pengetahuan mengenai hari kiamat sementara disemua ayat yg lain pengetahuan hari kiamat ada pada Allah? kalo Nabi Isa sama dengan nabi lain mengapa ada ayat spesial ini?
    Dan mengapa juga terdapat sebutan Al-Masih untuk Isa, adakah hubungannya dengan Al-Masih Ad Dajjal?
    3. Kalo anda menilai turunnya Nabi Isa merupakan berita besar yang mustahil luput dari Al Quran, lalu mengapa ada ayat hukum cambuk untuk pezina sedang hukum rajam tidak ada di Al-Quran? mengapa Manusia dan Jin disebut dalam Al-Quran diciptakan dari tanah dan api sedang Malaikat tidak disebutkan? Apa ini luput juga dari Al Quran? atau anda yang luput?
    4. Di QS.4:159 disebutkan "Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya...", ayat ini salah apa benar? kalo anda yakin benar karena Al-Quran tidak akan pernah keliru anda lihat kenyataannya.
    - Dijaman Nabi Isa, Ahli Kitab (Yahudi) tidak beriman kepada Nabi Isa malah berusaha membunuhnya, dan Ahli Kitab (Yahudi/Nasrani) berselisih ttg kematian Nabi Isa, jadi ayat QS.4:159 salah atau blm terbukti?
    - Dijaman Nabi Muhammad apakah Ahli Kitab beriman kepada Isa? Yahudi ttp ga beriman kepada Nabi Isa dan Nasrani malah lebih para nganggap Nabi Isa sbg Tuhan. lalu apakah ayat QS.4:159 salah atau blm terbukti?
    - Dijaman kita sekarang bagaimana? masih sama jawabannya, lalu apakah ayat QS.4:159 salah atau blm terbukti?
    5. Di QS.3:59 disebut misal Nabi Isa sepeti Adam, apa hal ini hanya karena mereka berdua tidak memiliki ayah? bagaimana kalo nabi Adam pernah turun dari langit ke bumi dan nanti Nabi Isa jg akan turun dari langit ke bumi? bukankah hal ini lebih menguatkan ayat tsb? coba cocokan dengan QS.7:25 dimana Allah berfirman kepada Adam dibumi kamu hidup dan dibumi kamu mati, pada akhir nasib Nabi Isa dilangit jg seperti Nabi Adam.
    6. Turunnya Nabi Isa tidak berarti Nabi Muhammad sebagai penutup nabi menjadi batal karena Nabi Isa bukanlah Nabi lain/baru dan sesuai QS.3:81 Nabi Isa pasti termasuk didalamnya akan ikut syariat dari Nabi Muhammad.
    7. Mengenai tugas Nabi Isa membunuh babi yang dikatakan sebagian orang konyol mala saya lihat hadits ini terbukti benar, diabad 20 sampai sekarang ini babi merupakan hewan najis yg paling dimanfaatkan oleh orang nasrani dikehidupannya mulai dari sebagai makanan sampai jadi enzim serum meningitis, cat, peluru, mentega, kosmetik, sabun dll. apa hal ini karena babi sangat bermanfaat dari binatang lain yang ada dibumi? jadi bukan babi hidup saya rasa yang akan dibunuh tapi produk dari babi ini yang akan dihancurkan, hal ini tidak akan terbayang dimasa Nabi Muhammad.

    ReplyDelete
  61. subanalloh para ahli hadits dan al-quran..

    mhon di barengi dengan asbabun nuzul ayat/surat al-quran,nahwu dan sorof...pasti kita akan tau kemana (ma'na/arti)maksud dan arah al-Quran dan Hadits tersebut...

    qta berlindung kepada Alloh dari tipu daya setan..

    ReplyDelete
  62. saya setuju dengan bacaan di atas karena "Ini adalah kitab yang tidak ada keraguan sedikit pun padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 1-2)"

    ReplyDelete
  63. Ketika menafsirkan QS. Ali Imron (3) ayat 55, buya HAMKA didalam Tafsir Al Azhar, menulis :

    إِذْ قالَ اللهُ يا عيسى‏ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَ رافِعُكَ إِلَيَّ وَ مُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذينَ كَفَرُوا


    “(Ingatlah) tatkala Allah berkata: Wahai lsa,sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepadaKu, dan membersihkan engkau dari orang-orang yang kafir ” (pangkal ayat 55).

    Artinya yang tepat dari ayat ini ialah bahwa maksud orang-orang kafir itu hendak menjadikan Isa Almasih mati dihukum bunuh, seperti yang dikenal yaitu dipalangkan dengan kayu, tidaklah akan berhasil.

    Tetapi Nabi Isa Almasih akan wafat dengan sewajarnya dan sesudah beliau wafat, beliau akan diangkat Tuhan ke tempat yang mulia di sisiNya, dan bersihlah diri beliau dari gangguan orang yang kafir-kafir itu.

    Kata mutawwafika telah kita artikan menurut logatnya yang terpakai arti asal itu diambillah arti mematikan, sehingga wafat berarti mati, mewafatkan ialah mematikan. Apatah lagi bertambah kuat arti wafat ialah mati, mewafatkan ialah mematikan itu karena banyaknya bertemu dalam al-Qur’an ayat-ayat, yang disana disebutkan tawaffa, tawaffahumul-malaikatu, yang semuanya itu bukan menurut arti asal yaitu mengambil sempurna ambil, melainkan berati mati. Sehingga sampai kepada pemakaian bahasa yang umum jarang sekali diartikan wafat dengan ambil, tetapi pada umumnya diartikan mati juga.

    Maka dari itu arti yang lebih dahulu dapat langsung difahamkan, apabila kita membaca ayat ini ialah: “Wahai Isa, Aku akan mematikan engkau dan mengangkat engkau kepadaKu dan membersihkan engkau daripada tipudaya orang yang kafir.”

    Isa itu tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. Dan sesungguhya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Kerana itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Surah Al-Zukhruf: 59-62)
    jadi jelas hanya untuk bani israil pada waktu itu, memberitahukan pengetahuan tentang hari kiamat dan hari kiamat itu sungguh ada.
    bukan berarti nabi Isa tau kapan kiamat dan dia datang kembali sebelum kiamat dan menjadi hakim yg adil
    karena hakim yg seadil-adilnya adalah ALLAH
    faham itu dimaksudkan agar pengakuan isa sebagai tuhan (bagi umat nasrani) cocok karna hakim yang adil adalah Tuhan. dan umat muslim terperangkap faham nabi isa turun dan menjadi hakim yang adil (Tuhan).
    secara tidak langsung faham nabi Isa adalah Tuhan dan klaim agama (nasrani)mereka benar diakui umat muslim yg selama ini menganggap Isa AS tidak lebih dari seorang manusia dan nabi, dan agama islam lah yang salah

    Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya..."
    apakah sampai sekarang tidak ada seorangpun ahli kitab yg beriman?
    bukankah sudah banyak saat ini para ahli kitab yang beriman
    bukankah menandakan bahwa nabi isa telat wafat dengan mulai berimannya sebagian ahli kitab walaupun sedikit

    ReplyDelete
  64. yang membingungkan itu ialah hadits hadits lemah yg masih di dakwahkan oleh para ustad.....wallahu alam

    ReplyDelete
  65. Anonymous28 July, 2016

    Kalau tidak ada rencana menurunkan kembali Nabi Isa, mengapa setelah 'tawaffa' tidak diletakkan di alam barzah saja bareng-bareng yang lain yang sudah wafat, mengapa harus di 'angkat'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaaf. adakah dalil ALQuran yan menjelaskan manusia lain disimpan di Alam Barzah?


      krn secara arti dasar Barzah bukanlah alam. Barzah berarti Dinding pembatas (yg tdk bisa melampai/melawati) antara yg dibatasinya.

      Spt dalam Surat Arrahaman. Alloh katakan. Bayna humaa barzahun laa Yabghiyan .
      Diantara keduanya ada batas yg tidak bs saling melampaui (oleh masing2)
      Arrahman ayat 20

      Delete
    2. Anonymous29 July, 2016

      Al Mu'minun Ayat 100

      Delete
    3. Sungguh diantara mereka ada barzah -> barzah di sini berarti pembatas antara dirinya dan dunia fana (yang diangankan bisa kembali. Lihat kelanjutan kalimat dalam ayat tersebut. "SAMPAI HARI MEREKA DIBANGKITKAN"
      yg berarti hari dihidupkan kembali. jika dihidupkan kembali artinya angan2 ini Alloh gambarkan dalam keadaan matinya manusia di sisi Alloh.
      dalam aya lain dijelaskan bahwa hari kebangkitan hanya terjadi setelah peristiwa kiamat - Misal cerita Surat AlQoriah dan AL Jazalah

      Delete
  66. Assalamualaikum wr.wb,

    Saya jelaskan secara singkat mengapa nabi isa a.s tidak akan turun lagi ke bumi di akhir zaman.

    Allah berfirman :

    Alquran surat an nahl ayat 84.

    Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta ma`af.

    Ayat diatas ini menjelaskan bahwa Allah akan membangkitkan untuk setiap umat seorang rasul termasuk nabi isa a.s

    dan alquran surat an nahl ayat 89.

    (Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

    Allah akan membangkitan nabi muhammad s.a.w di hari kiamat sebagai saksi atas seluruh umat manusia.Dengan ayat diatas sudah jelaslah bahwa nabi isa a.s hanya bertanggung jawab terhadap umatnya sendiri di hari kebangkitan.Turunnya nabi isa a.s di akhir zaman adalah konspirasi yahudi belaka yg kononnya untuk menyelamatkan manusia dari dajjal dan sebagainya, padahal dajjal itu adalah kaum munafik itu sendiri yg ingin menyesatkan umat muhammad s.a.w.

    wassalamualaikum wr.wb,

    ustad sayyid

    ReplyDelete
  67. Kalo benar nabi ISA AS akan landing lagi kira2 berapa meter jenggotnya ?

    ReplyDelete

Hikmah dalam kata akan terkenang sepanjang massa. Sertakan Komentar Anda. (Perkataan yang Tidak Sopan Tidak Akan Ditampilkan)