September bulan yang selalu ramai dengan perdebatan politik yang memanas. Seakan kembali bertarung kelompok kiri dan kelompok kanan. Dan kedua kelompok ini merasa ada dikubu sentral yang paling nasionalis di negri ini. Bahasan PKI dengan paham komunismenya. Meski sebetulnya PKI sudah usai dan tutup buku dengan keputsan tap MPR . Namun karena dosana kepada negri ini yang membunuhi orang-orang Islam dari kalangan kiyai dan para santri. Maka setiap tahun menjadi terus dingat momentumnya. PKI adalah kelompok bengis dan biadab itulah yang ada di otak kita. Kebiadaban mereka terjadi dalam dua kali rentetan panjang dalam sejarah perjalanan Indonesia. Pertama di tahun 1948 dibawah pimpinan Muso, temen seperguran Bung Karno. Kemudian puncaknya tahun 1965 dengan kejadian yang kita kenal dengan GESTAPU, gerakan semptember tiga puluh. Yang dikomandai oleh D N Aidit.
Dari dua rentetan kejadian besar ini mereka telah menumpahkan darah ratusan bahkan mungkin ribuan nyawa. Dan nyawa yang dibantai itu adalah dari orang Islam. Meski termasuk jendral-jendral nasionalis yang berhaluan Islam. Bercermin dari sejarah ini PKI dengan komunismenya dianggap menjadi sangat berbahaya. Karena paham komunisme sangat mudah membunuh dan membantai umat Islam di Indonesia. Karena begitulah ciri khas dari sebuah paham komunisme, selalu menumphakan darah. Bahkan jika melihat dalam buku Book of Comunisme mencatat Lebih dari seratus juta manusia dalam sejarah perjalanan ideologi ini berdiri. Sebuah paham gerakan sosial politik dan sistem pemerintahan yang begitu sangat mengerikan.
Lalu apakah musuh komunisme itu umat Islam? Rasanya tidak sepenuhnya seperti itu. Siapapun bisa jai menjadi musuh bagi komunis jika tidak sejalan dengan maksud dan tujuannya paham mereka. Misal enam puluh juta nyawa Rakyat China dibantai oleh Partai Komunis China dibawah pimpinan Mao Zedong kebanyakan bukanlah pemeluk Islam. Bahkan jika ditotal dengan tentara komunis yang tewas bisa mencapai seratus juta orang yang mati. Setidaknya itu yang ditulis oleh Antony D. Luth dalam bukunya. Kemudian di Kamboja Komunisme membantai rakyat Kamboja dibawah pimpinan Pol pot dengan rezim Kharm Merahnya juga mayoritas bukanlah mayoritas pemeluk Islam. Buku sejarah mencatat korban kekejaman komunis di Kamboja mencapai 1,2 juta jiwa dalam kurun waktu lima tahunan. Atau lebih dari 30 persen dari total penduduk Kamboja saat itu dihabasi dengan sistem pemerintahan komunisme.
Lalu bagaimana dengan Soviet atau sekarang telah menjadi Rusia yang sejatinya menjadi kiblat paham komunisme. Pun sama komunisme menjadi asbab terjadinya pembataian dalam skala besar. Lalu adakah umat Islam yang menjadi korban di sana? Tentu tidak. Komunisme di Soviet bahkan membantai orang-orang komunis berpaham juga. Dikenal dengan sebutan The Great Purge, saking memilukannya orang Rusia sendiri sudah tidak mau ingat lagi nama itu. Stalinlah otak dari semua kebengisan komunis membantai komunis. Stalin yang tampil menggantikan Lenin sebagai pemimpin Soviet, begitu takut kehilangan kekuasaannya. Maka orang-orang yang dianggap loyalis Lenin dari Partai Bolshevikc dibantai habis. Baik dari kalangan kepartaian komunis maupun dari rakyat Soviet. Semua yang dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan dibunuh, sebagiannya lagi dikirim ke camp konsentrasi untuk melakukan penyiksaan sadis dan kerja paksa. Tidak berhenti sampai di situ Stalin yang paranoid dengan sebuah pemberontakan melakukan pembersihan kepada tentara merah yang sejatinya juga berpaham komunis bentukan dari pendahulu yaitu Lenin. Tiga puluh ribu tentara merah dari pemerintahan komunis Soviet meregang nyawa oleh tangan komunis juga.
Begitulah sejarah menjadi saksi betapa mengerikannya kisah perjalanan sebuah paham bernama komunis. Dan di Indonesia terwakili kehadiranna oleh PKI Partai Komunis Indonesia yang dibawa Muso dan dipimpin oleh DN Aidit. Yang kita sepakat anti dan membencinya. Tapi tanyakan kepada diri dan nurani kita yang terdalam. Mengapa kita membenci PKI dan Komunismenya? Mengapa kita begitu anti dengan PKI dan komunisnya? Bahkan begitu getol dan gencar setiap tahun di periode sepetember-oktober mengpromosikan anti komunis. Mempropagandakan bahaya laten komunis gaya baru? Alasann apa yang mendasarinya? Apakah karena PKI telah membunuh banyak saudara muslim kita dan para kiyai kita? Apakah karena paham komunis begitu bengis melakukan pembunuhan di belahan dunia lain? Jika benar karena hal itu. Pegang teguh keyakinan kita bahwa paham komunisme sangatlah berbahaya terhadap keberlangsungan peradaban dan kehidpan manusia.
Tapi apakah hanya paham dan sistem pemerintahan komunis yang melakukan pembnuhan dan pembataian terhadap manusia? Kita wajib chek fakta sejarah yang ada. Ternyata sistem Pemerintahan yang menganut Demokrasi pun melakukan hal yang serupa. Bahkan yang menjadi korban pembataiannya adalah umat Islam sendiri. Mengapa kita tidak menggaungkan dan membenci demokrasi? Bukankah Sistem pemerintahan Demokrasi juga melakukan pembunuhan yang sama kepada manusia?
Misal Pemerintahan Demokrasi Amerika telah melakukan penjajahan dan pembunuhan masal terhadap rakyat Afghanistan, Iraq, Syuriah dan tempat lainnya. Pembantaian di Afghanistan memakan korban sipil tidak kurang dari 30.000 warga sipil Islam dan 8.000 kelompok perlawanan. Pembataian Amerika di Iraq memakan korban jiwa hampir 500 ribu orang. Begitu pun di Syria perang memakan korban umat Islam lebih dari 360 ribu. Dan kesemuanya itu Amerika menyarang dan membunuhi nyawa tak berdosa atas nama demokrasi. Sebuah dalih yang mendapat dukungan dan bantuan dari negara-negara bermazhab demokrasi di seluruh dunia. Karena Amerika tampil sebagai polisi demokrasi, polisi dunia yang dengan mudah membunuh rakyat tak berdosa. Belum lagi berapa nyawa penduduk lokal Amerika yang dibunuh saat Ameraka mendirikan negaranya dengan sistem Demokrasi. Begitu pun Pemenritahan Demokrasi Australia melakukan pembunuhan kepada penduduk lokal Aborogin hanya untuk mendirikan sebuha negara dengan sitem Demokrasi.
Di Indoensia pun Demokrasi telah banyak memakan korban nyawa-nyawa umat Islam dalam keberlangsungannya. Sebut saja misal peristiwa Tanjung Priok di Jakarta, lalu peristiwa Bambu Kuning Lampung. Serta peristiwa-peristiwa lainya yang sangat sensitif dan akan mengundang banyak perdebatan. Mengapa semua itu tidak terekspos? Mengapa seakan tidak diceritakan dari masa ke masa? Karena sunatullahnya sejerah selalu ditulis oleh siapa yang berkuasa. Tidak mungkin sejarah mencatat dosa-dosa yang membuat catatan sejerah tersebut.
Adakah kita bersuara membenci demokrasi yang dikampanyekan Amerika? Adakah diantara kita menyatakan anti dengan sistem demokrasi yang juga sudah melakukan pembataian nyawa manusia? Atau kita malah bangga dengan sistem yang berlumuran darah ini? Atau menjadi pionir sistem dan paham yang juga tak kalah dalam rentetan pembantaian nyawa tak berdosa. Pembataian itu tertulis atas nama demorkasi. Tujuannya untuk melanggengkan sebuah kekuasaan. Alasan yang sama seperi yang dilakukan para kaum biadab komunis.
Sebagai muslim marilah berlaku adil. Karena kewajiban seorang yang beriman adalah berbuat adil sesuai perintah AlQuran. Bencilah karena Alloh dan Rasulnya. Cintailah pula karena Alloh dan Rasulnya. Jangan sampai karena kita mencari makan dalam sistem yang bathil dan pembantai lalu kita tidak menyatakan kesalahannya. Jangan hanya karena kita mendapat banyak keuntungan dunia di dalamnya kita enggan berlaku serupa pada sistem demokrasi yang juga penuh dosa. Dan jangan sampai umat Islam hanya dijadikan alat oleh mereka kaum liberal demokrasi yang berlawanan dengan komunisme. Tangan kita dipinjam untuk menghantam komunis demi melanggengkan kekuasaan dibawah naungan demokrasi leberalis.
Ataukahmemang ada alasan lainnya kita membenci PKI dan Komunismenya?
No comments:
Post a Comment
Hikmah dalam kata akan terkenang sepanjang massa. Sertakan Komentar Anda. (Perkataan yang Tidak Sopan Tidak Akan Ditampilkan)