Saudaraku seperjuangan, bersabarlah dalam menghadapi semua fitnah. Sejarah telah menjadi saksi, bagaimana saudara-saudara kita menghadapi banyak ujian dalam menjemput syahid demi tegaknya syariat Islam. Begitu banyak penyiksaan yang dihadapi, caci maki, hinaan dan tudingan yang menyakitkan. Sampai penjara dan pembunuhan yang menjadi ujian, bersabarlah saudaraku.
Sebagaimana yang sedang dialami beberapa saudara kita yang di penjarakan oleh makhluk terlaknat. Namun tak menjadikan semangat mereka lemah dan hilang giroh jihad menegakan kalimatulloh. Salah satunya adalah saudara kita Abu Isymah (semoga Alloh menjaganya) yang menyampaikan pesan perjuangan untuk kita dari balik jeruji besi. Subhanalloh. Berikuta adalah isi pesan yang di sampaikan lewat surat :
Kepada: Ikhwan Fillah yang di kasihi, semoga Alloh senantiasa menjaga dan memelihara antum.
Akhi bagaimana khabar dan keadaan antum? Semoga antum dan seluruh ikhwan senantiasa dalam keadaaan baik dan sehat, tetap sabar, tabah dan tsabat. Amiin. Akhi ana senatiasa berdoa kepada Alloh ta’ala, mudah-mudahan peristiwa demi peristiwa yang terjadi dan yang kita alami, ujian demi ujiian, cobaan demi cobaan, dugaan demi dugaan yang menimpa kit adapt menambah bekal kita untuk mencapai kejayaan dan kebahagian hidup terutama di akherat kelak, yaitu bekal ilmu dan taqwa, yakin dan tawakal, syukur dan sabar, zuhud di dunia dan itsar terhadap kehidupan akhirat, cinta “ jihad” dan “Syahadah fie sabilillah”. Amiin.
Adapan keadaan ana, Alhamdulillah meskipun ana sudah lebih dari satu tahun setengah duduk seorang diri berkawan dengan semut dan laba-laba di balik tirai besi, tembok dan rongga-rongga raksasa, namun dengan taufiq dan ma’unah Alloh semata ana tetap merasa izzah, tegar dan liputi berbagai nikmat dan semangat “InsyaAlloh” dan saat inilah ana baru betul-betul menghayati senandung dan ungkapan Syakuhul Islam Ibnu Taimiyah semoga Alloh merahmatinya, kata beliau :
“Apa yang dibikin oleh musuh-musuhku terhadap diriku, aku, syurgaku berada dalam hatiku, dan tamanku dalam dadaku, kemana aku pergi maka ia bersamaku tidak peranh berpisah denganku, aku, penjaraku tempat ibadahku, dibunuhku adalh mati syahid, dan diusirku dari negriku adalah melancong” (subhanalloh).
Akhi. Ingatlah bahwasannya Alloh Azza Wa Jalla pasti menguji hambaNya terutama hamba-hambaNya yang berada dalam manhaj dan jalan yang benar, untuk membuktikan beberapa perkara yang Alloh cintai dari hamba tersebut antara lain : imannya, kejujurannya, sabarnya, jihadnya, walanya, rhidonya dan sebagainya. Mana yang benar-benar asli dan murni dan mana pula yang dusta, palsu dan imitasi dalil-dalinya banyak sekali antara lain :
“Alif laam miim Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut : 1-3).
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad[232] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran : 142).
“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam Keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya[255]. karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, Maka bagimu pahala yang besar.”(QS Ali Imran: 179).
“dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS. Muhammad :31).
“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqoroh :155).
”Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (QS.Al-Baqoroh : 214).
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. At-Tawbah : 16).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; Padahal Sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan Barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya Dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Mumtahanah : 1).
“janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (QS. Ali Imran : 28).
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, Padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, Maka Sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali Imran : 100-1001).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (QS. Ali Imran : 18-119).
“jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran :120).
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,” (QS. Annisa :138).
“mereka dalam Keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir)[367], Maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.” (QS. Annisa :143).
“Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).” (QS. Al-Qolam :9).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah : 51).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil Jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu Jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman…” (QS. Al-Maidah : 57).
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Huud : 112).
“dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (QS. Huud : 113).
“dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu Hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” (QS. Al-isra : 74-75).
Dan Rosululloh Saw bersabda :
“Sesungguhnya besarnya balassan itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya Alloh Ta’ala apabila mencintai suatu kaum. Ia akan menguji mereka. Maka siapa saja yang ridho , maka baginya keridhoan Alloh. Dan siapa saja yang marah, maka baginya kemarahan Alloh. (HR. At-trumudzy).
Maka dalam hal itu kita wajib sadar, waspada dan jangan sampai salah persepsi. Ketahuilah bahwa hakekatnya ujian, cobaa dan dugaan yang menimpa kita ini adalah merupakan atsar dan bekas-bekas karena keistiqomahan di atas minhaj yang benar dalam memperjuangkan Ad-Dien ini. Kemudian kita mesti memahami bahwasannya sudah menjadi Sunnatullohdalam menghadapi ujian dan cobaan semacam ini akan terbagi dua goloongan :
1. Golongan yang merasa kecut, minder dan mundur kebelakang meninggalkan minhaj yamg benar dan jalan yang menyebabkan ia menderita dan ditimpa ujian, keadaan jenis manusia ini sebagaimana Alloh jelaskan sifatnya dalam firmanya :
“ dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", Maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya Kami adalah besertamu". Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?” (QS. Al-Ankabut : 10).
“dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Al-Hajj : 11).
Lalu syathon pun membisik-bisikan fikiran-fikiran sampah yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Kata fikirannya, seandainya Ad-Dien yang ana pegangi dan ikuti ini baik dan benar, tentu tidak akan menyebabkan hilangnya pekerjaanku, atau hilangnya rezekiku, atau bangkrutnya perniagaanku, atau pisahnya aku dengan istri dan anak-anaku, atau dipenjarjarakanku, atau berantakannya keluargaku dan sebagainya dan sebagainya, maka iapun memisahkan diri dari dan meninggalkan jlan dan manhaj yang benar. Orang semacam ini rugi di dunia dan rugi di akhirat.
2. Golongan yang tetap sabar, teguh pendirian dan pantang mundur apa pu yang terjadi, semakin menderita, ia akan semakin menigkatkan kesabarannya, semakin besar ujian, semakin tinggi imannya, ia aka senantiasa sabar sampai bila masanya telah tiba. Meskipun massa itu sangat panjang waktunya ia tetap tegar demi merealisasikan perintah Alloh Ta’ala :
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran : 200).
Beginilah kedudukan orang yang benar dalam memegangi dan memepertahankan keimanannya, segala ragam ujian yang menimpanya tidak menambah lemah mereka melainkan semakin beriman kepada Alloh, semakin menyerahkan diri kepada Alloh dan semakin membenarkan janji-janji Alloh dan RosulNya.
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang dam membela kebenaran dengan mendapat pertolongan Alloh hingga dating hari kiamat”.(HR. Muslim).
3. Jaga iman antum, ingat iman dapt hilang hanya karena satu kekufuran saja, meskipun tanpa disengaja menjadi kafir, inilah pendapat yang paling benar menurut para Syakh. Ibnu Taimiyah berkata :
“Maka siapa saja yang berkata atau melakukan suatu yang kufur, dia kafir dengan itu, meskipun tidak mbermaksud menjadi kafir.”
Maka para thogut dan para penolong dan penjilatnya mereka adalah kuffar dan murtadin meskipun mereka ruku seribu kali dan siapa saja yang berwala (loyal dan membela) kepada mereka, maka ia pun kuffar. Jika disertai keridhoan membelanya dan tunduknya, maka tidak ada ikhtilaf kufurnya itu. Jika tanpa disertai keridhoan dalam membela dan tunduknya, ada ikhtilaf adanya. Ada yang berpendapat kuffur ada yang menyebutnya dosa besar. Dan pendapat pertama itulah lebih kuat dalil-dalinya.
4. Jangan terkecoh dengan pendapat-pendapat sesat suatu golongan islam, para ghulat (pelampau batas) dan murjiah senada itu bertopengkan salafi sunnah, safie dan lain-lain. Mereka itu dalam beberapa masalah terutama dalam masalah siyasah, syariyah, jihad dan jamaah, tafsiran mereka sesat lagi menyestkan.
5. Jangan terpesona dengan omongan para ulama-ulama dalam menyokong thogut, mereka boleh bicara apa saja yang sesuai dengan selera bosnya, meskipun dengan akal dan nash yang shohih.
6. Manfaatkanlah nikmat faragh (pelung masa) antara untuk hal yang bermanfaat.
Sekian dulu akhi, mari kita saing mendo’akan, salam kepada siapa saja yang patut menerima salam ana dan semoga kita bertemu lagi jika tidak di dunia Insya Alloh si akherat.
Akhir kata ana ucapkan jazaakumulloh khoiron jazaa. Walhamdulillahi robbil ‘aalamien. Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuhu.
Demikianlah saudaraku semua wasiat dari sahabat saya dari balik jeruji besi para penguasa kafir laknatulloh ‘alaih. Moga kita tetap sabar dalam perjuangan ini. Amien.
Teruslah berjuang menegakan Islam, janganlah kita lemah oleh cacian dan hinaan dari mulut-mulut busuk penjila thogut. Janganlah berputus asa dari rahmat Alloh. Hancurkan system kufar ini. Allohu Akbar.
(CATATAN SANG ZUNDI KATULISTIWA)
No comments:
Post a Comment
Hikmah dalam kata akan terkenang sepanjang massa. Sertakan Komentar Anda. (Perkataan yang Tidak Sopan Tidak Akan Ditampilkan)