Tadi pagi ba’da subuh seorang ustadz berkata pada muridnya : Nanti malam bakal banyak yang rusak
aqidahnya. Mereka masih merasa muslim namun aqidah Islamnya sudah hilang entah
kemana? Wallohu'alam juga bagaimana perhitungan Alloh untuk mereka.
Muridna menyela, Ustadz memangnya kenapa? ada apa dengan nanti malam?
Ustadz :Bukankah nanti malam, mereka pikir adalah tahun baru? Dan mereka
yang merasa muslim merayakannya.
Murid : Jadi merayakan tahun baru merusak aqidah muslim begitu maksud
ustadz? apa tidak terlalu fanatik Ustadz?
Ustadz : Wallohu'alam. Hanya saja perayaan malam tahun baru adalah budaya
paganisme paa penyembah berhala kaum Yunani Kuno. Perayaan itu dimaksudkan
untuk menyambut kedatangan dewa-dewa mereka diantaranya dewa Juanra atau Dewa Ra
dalam mitologi mesir (sebab itulah bulan itu mereka namai Januari, karena
kedatangan Dewa Juan-Ra). Maka di pertengahan malam di tengah perapian ada
tarian-tarian dan nyanyian-nyain. Pertanda mereka suka cita dengan menandakan
bahagia dengan kedatangan Dewa mereka. Tepat di tengah malam itu pula meniupkan
terompet terbaik. Sebagai tanda pemanggilan dan ucapan selamat datang kepada
Dewa mereka. Lalu kebiasaan jahiliyah paganisme ini diikuti oleh UMAT ISLAM.
Terompet merupakan budaya Paganisme | sumber gambar : google |
Di situlah Aqidah umat Islam rusak dan terlepas lalu berganti dengan aqidah
paganisme penyembah berhala. Karena Rasululloh yang kita cintai pernah
mengatakan :
من تشبه بقوم فهو
منهم
“Siapa saja yang menyerupai (kebiasaan) suatu kaum, maka ia termasuk kaum
tersebut”
Ucapan Rasululloh tadi diriwayatkan oleh Abu Darda melalui jalan Ibnu Umar.
Keterangan diatas sampai pada derajat shohih dan tidak ada satu pun dalil yang
menyalahi atau menentangnya. Kebiasaan meniup terompet ini yang ditiru umat
Islam dari baganisme penyembah berhala Yunani kuno. Yang entah mereka sadar
atau tidak dengan begitu membuat mereka menjadi golongan paganisme pula. Maka
lepaslah aqidah mereka entah kemana.
Bahkan paganisme yang ditiru umat Islam tidak cukup sampai di situ. Karena
mungkin ketidak pahamannya kepada hakikat Islam, Umat Islam nanti malam seakan
belum puas dalam merusak aqidahnya. Mereka nyalakan kembang api dengan begitu
bangga akan kemegahannya. Padahal kembang api merupakan cara dari keyakinan
bangsa China memanggil arwah leluhur mereka. Karena hakikat pemanggilan dewa-dewa
dan arwah leluhur dalam keyakinan manapun akan selalu menggunakan media api dan
asap. Karena asap adalam media yang dipakai syetan-syetan dari bangsa jin bisa
berkomunikasi dengan manusia-manusia penyembahnya. Maka tidak lah heran di
Indonesia para dukun memanggil syetan-syetan mereka memakain kemenyan yang sama
pula mengeluarkan asap.
Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk peryaan tahun baru? Berapa total
uang yang dibakar sia-sia untuk dijadikan persembahan para syetan-syetan itu?
Dan setiap yang sia-sia dari harta yang dikeluarkan Islam menyebutnya sebagai
mubazir. Dan yang mumbazir itu adalah saudaranya syetan.
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ
الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan.” Keterangan itu Alloh sudah jelaskan kepada
kita dalam Surat Al Isro ayat 26-27
Kemudian Sahabat Rosululloh Ibnu
Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, Bahwa Tabdzir (pemborosan) adalah
menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar.”
Imam Mujahid juga pernah mengatakan,
“Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu
bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja
(ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir
(pemborosan).”
Qotadah mengatakan, “Yang namanya
tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada
Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.” Itulah
yang Ana baca dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim Juzz 8 halaman 474-475.
Jadi atas dasar itulah Ana
mengatakan Jika nanti malam saat tahun baru akan banyak umat Islam yang menjadi
rusak Aqidahnya. Ini bukan masalah fanatik. Namun kita harus mempunya sikap dan
batasa yang jelas dalam mempertahankan aqidah kita sebagai muslim. Karena hanya
dengan aqidah yang lurus berlabelkan laa ilaaha illalloh kita akan selamat
dunia dan akhirat. Wallohu ‘alam semoga
Alloh melindungi kita dari rusaknya aqidah kita.
Muridnya pun tertunduk dan ia
begitu banyak membaca istighfar setelah mendengar penjelasan dari Ustadznya
tersebut.
No comments:
Post a Comment
Hikmah dalam kata akan terkenang sepanjang massa. Sertakan Komentar Anda. (Perkataan yang Tidak Sopan Tidak Akan Ditampilkan)