-Amir Jemaah Anshorut Tauhid, Ustaz Abu Bakar Ba'syir berpendapat, kalau namanya partai Islam, maka harus betul-betul melaksanakan syariat Islam itu sendiri.
"Jangan seperti sebagian partai Islam di Indonesia menamankan diri partai Islam, tapi tak melaksanakan syariat dan justru memakai cara-cara nonislam," katanya usai diskusi publik di Banjarmasin, Senin.
Pengasuh Pondok Pesantran (Ponpes) Al-Mukmin Ngruki Solo, Jawa Tengah (Jateng) itu mencontohkan cara-cara yang nonislam antara lain mau menerapkan syariat harus melalui musyawarah dengan alasan demokrasi.
"Masak untuk melaksanakan syariat harus musyawarah dan sampai melibatkan orang nonislam dalam musyawarah tersebut, sementara demokrasi yang menjadi acuan itu ala barat," tuturnya.
Menurut dia, semestinya untuk penerapan syariat Islam tidak perlu harus musyarawah terlebih dahulu. "Karena syariat Islam tetap memberikan perlindungan bagi kaum nonislam," tandasnya.
Oleh sebab itu, putra Indonesia kelahiran Jombang, Jawa Timur (Jatim) tahun 1938 tersebut, menyatakan, dalam Pemilu 2009 tidak memberikan pilihan terhadap Partai Politik (parpol) manapun.
Begitu pula terhadap siapapun calon anggota legislatif (caleg), ustaz yang pernah mendirikan pesantren dipenjara itu, menyatakan tidak memilih.
"Namun saya tidak akan memfatwakan Pemilu dalam kaitan perjuangan umat Islam, saya tidak ikut memilih dalam Pemilu 2009 hanya untuk pribadi diri saya sendiri," demikian Abu Bakar Ba'syir.
Safari Amir Jemaah Anshorut Tahuid ke Banjarmasin, selain selaku narasumber dalam diskusi publik yang berlangsung di Auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari, juga melakukan tatap muka dengan jemaah beberapa masjid diibukota Provinsi Kalsel.
Dalam tatap muka dengan kaum muslim di "kota seribu sungai" Banjarmasin, keluaran Ponpes Modern Guntur Ponorogo Jatim tersebut, mensosialisasikan pengertian syariat Islam yang sebenarnya.
Sedangkan diskusi publik yang berlangsung di kampus Perguruan Tinggi Islam Negeri tertua dan terbesar di Pulau Kalimantan dengan topik "Syariat Islam Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)" dan selaku narasumber juga Ustaz Taufiq NT, S.Pd, M.Si dari Lajnah Tsaqofiyah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalsel.
Diskusi publik yang diikuti berbagai kalangan tersebut, diselenggarakan Komite Penegakkan Syariat Islam Kalsel yang diketuai dr. H. Hasan Zain, Sp.P yang juga Direktur Rumah Sakit Islam Banjarmasin dan mantan Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kalsel.[rofx/ant]
No comments:
Post a Comment
Hikmah dalam kata akan terkenang sepanjang massa. Sertakan Komentar Anda. (Perkataan yang Tidak Sopan Tidak Akan Ditampilkan)