Persembahan Lukaku Dari Surga

Ketersentakku belum juga hilang...
Jiwaku masih mengambang...
Kini aku telah kehilangan dirinya...
Melantun merdu meniggalkanku dengan penuh keyakinan...

Sedih tak ada guna...
Marah pun tiada arti...
Aku hanya menatap kosong pada sela-sela untaian katanya..
Kata yang membenamkanku pada ketidakberdayaan...

Tidak berdaya mengahadapi sumpah dan harapan-harapan palsunya.

Meski ikhlasku tetap tak sempurna..
getaran tawakal haruslah aku dahulukan..

Bersandar pada hati yang kian merana..
Ragaku kurasakan kian melemah...
Hampir habis termamah dayuan syetan yang kian menyemangati penyakit-penyakt hati...

Aku seperti belum juga sadar..
Asaku masih terus berharap...
Padahal akal telah sadar pada satu kemustahilan...
Jika hanya satu yang berharap itu artinya kemuskilan telah tiba.

Maka entah dengan apa aku harus berbuat?

Entah dengan istigfar ataukah dengan tasbih melafalkan rasa ini....
Atau satu kata innalillahi ataukah tahmid yang bertubi yang mesti aku kumandangkan...

Enatahlah dan sungguh ku tak pahami ini...

Tapi ada cekikik-cekikik kecil yang kini mengiringi langkahku...
Suara khas yang membawaku pada titik takdir yang telah Allah gariskan...
Aku hampir gembira namun tetap tak bahagia...
aku hampir memberi senyuman..
Aku pun telah mampu berkata.

Waktu telah beralu masa pun telah berubah..

Inilah babak baru dari pergolakan kemaksiatan syahwat...
Ini bukan cinta. ini pun bukna kasih sayang yang sungguh datang dari sang Rabbal izzati..
Inilah alamat agar aku bertobat...
Inilah tanda agar aku selamat dari neraka...
Dan inilah jendela agar aku kembali menempuh perjalanan menuju surga...